Blogroll

Cerita Dewasa | Tetangga Ingin Hamil

|| || , || Leave a komentar

Kejadian ini sudah terjadi beberapa tahun yang lalu, Ketika aku baru
beberapa bulan pindah ke sebuah perumahan yang masih sepi dari penghuni.

Jika malam itu adalah malam sial bagiku, mungkin benar… pasalnya
siangnya Puspa istriku berangkat ke Semarang dijemput mas Tono kakak
lelakinya, untuk menghadiri pernikahan sepupu mereka, sedangkan aku
memang ga ikut karena ga mungkin meninggalkan tugas kantor yang memang
sedang tinggi loadnya di akhir tahun ini… Yang pertama malam ini aku
bakal kesepian di rumah, yang kedua baru tadi pagi menstruasi Puspa
istriku berhenti, seharusnya malam ini aku dapat jatah setelah selama
hampir seminggu kejantananku ga ketemu musuh … Makanya sepulang kantor
aku mampir ke Glodok tempat yang memang sehari-hari aku lewati… kubeli
beberapa filem bokep… pikirku lumayan untuk menghabiskan week end ini….
Menjelang memasuki gerbang perumahan yang masih sepi dari penghuni ini,
hampir aku mengumpat keras, ketika ingat kalao DVD playerku masih berada
di tukang service yang seharusnya sudah bisa diambil beberapa hari yang
lalu dan sekarang, gila aja kalau aku harus putar balik menembus
kemacetan Jakarta hanya untuk mengambil benda itu…. Aaaah… aku ingat mas
Budhi satu-satunya tetangga terdekatku yang rumahnya bersebelahan
dengan rumahku, aku bisa pinjam dia… kembali aku bernafas lega. Sehabis
mandi, segera aku bertandang ke rumah sebelah, aku sempat heran, ga
biasanya masih jam 20.30 ruang tamunya sudah gelap, padahal mobil Avanza
hitam miliknya ada di rumah, berarti mas Budhi ada dirumah… simpulku
sederhana…



“ Mas Budhii… maaas…” panggilku dari luar pagar, sesekali
kuketok-ketokkan gembok ke pagar besi, sehingga terdengar suara besi
beradu nyaring… Agak lama kulihat lampu ruang tamu menyala, tapi pintu
tidak segera dibuka, kulihat tirai sedikit tersingkap dan ada yang
mengintip dari dalam, tumben pake diintip segala…. Biasanya mas budhi
langsung buka pintu.

“ Eeeiii… Bimooo… sorry ya…ayo masuk pagar ga dikunci kan..?” seru suara
wanita yang sangat aku kenal, mbak Astrid istri mas Budhi keluar dari
pintu dengan pakaian tidurnya dilapisi sweater

“ Lho mas Budhi mana mbak… sudah tidur..? waduu jadi ngganggu neeh..?”
kataku agak kikuk ketika aku sudah duduk di ruang tamu itu mas Budhi ga
muncul..

“ Mas Budhi sedang tugas ke Medan Bim… eh mau minum apa neeh..?” mbak
Astrid wanita berwajah cantik ini menawarkan minum yang membuatku
semakin jengah untuk duduk berlama-lama disitu, pasalnya mba Astrid
dengan pakaian tidur yang tipis memperlihatkan bayangan celana G-String
putihnya… aku yakin bagian atas jika tak tertutup sweater akan membayang
BH nya… atau mungkin ga pake… yang aku tahu ibu ini buah dadanya sangat
montok… Sebenarnya antara aku dan mbak Astrid sudah akrab sekali,
bahkan kalo bercanda kadang-kadang agak seronok… tapi itu justru jika
ada di depan mas Budhi atau ada Puspa istriku.. ketika berdua begini aku
jadi kaya mati angin… sementara mba Astrid masih bersikap wajar…

“ Waah.. ga usah repot-repot mbak… aku hanya mau pinjem DVD player aja kalo bisa…” kataku dengan agak sungkan…

“ Ada kok Bim… bentar aku lepasin kabel-kabelnya yah… sendirian di
rumah… mau nonton film jorok ya..?” Tebak mbak Astrid yang tengah
berlutut di lantai mencabuti kabel DVD player yang berada dibawah kolong
membelakangiku sehingga pantatnya yang montok itu ngepress di baju
tidurnya yang tipis dengan celana G-String, terlihat pantat montok itu
bagaikan tanpa celana…mau ga mau kejantananku yang sudah seminggu ga
ketemu musuhnya merespon positif… mulai menggeliat bangun.

“ Waaah… eeehhh… anuu… buat nonton video pengantin temen yang baru diedit” jawabku sempat gagap…

“ Alllaaaaaa… ga usah ngelesslaaah… iya juga gapapa… udah gede
ini…haa..haaa..” potong mbak Astrid sambil meletakkan benda elektronik
tipis ini di meja… dengan posisi aga menunduk ini mataku menangkap dua
gundukan montok putih mulus tanpa lapisan dari sela-sela sweaternya di
dalam daster yang memang berleher rendah… dan mbak Astrid seolah ga
merasa akan hal itu…

“ Haaa…haaa… mbak Astrid nuduh neeh… nonton bokep sendirian ga seru…
kalo ditemenin mbak Astrid baru seruuu…” jawabku mulai terbawa gaya
sembarangannya mbak Astrid…

“ Heeee..??? bener ya Bim..? seumur-umur aku belom pernah nonton bokep…
soalnya mas Budhi ga pernah ngasih… kamu ada kan filemnya..?” cerocos
mbak Astrid tanpa bisa kujawab… dan sebelum aku bisa jawab…

“ Ya udah sana kamu duluan aku ngunciin pintu sama matiin lampu dulu….”
Tanpa menunggu jawabanku ibu muda ini sudah menghilang ke belakang…

Dengan gontai aku melangkah pulang sambil nenteng DVD player milik mba
Astrid… pikiranku jadi kacau, karena mba Astrid kepengen ikut nonton
bokep sama aku… Sampai dirumah sambil masangin kabel-kabel ke monitor
aku bingung sendiri… aku bakal mati gaya, nonton bokep berduaan dengan
istri orang… Lain semasa bujangan dulu, kalo nonton bokep justru cari
pendamping yang bisa dijadikan pelampiasan… Lulu anak Fakultas
Psikologi, pendampingku setia nonton bokep… ujung-ujungnya kami saling
melampiaskan walaupun hanya sampe oral sex… Lulu ga mau aku setubuhi,
katanya waktu itu dia masih perawan… Trus beberapa lagi Titiek, Anita,
Mimi… kalo mereka bertiga memang sudah dapat predikat ayam kampus.
Bahkan pernah aku dikeroyok mereka bertiga semaleman…

“ Heeeiii aku datang…! ko malah ngelamun Bim…?” Suara mba Astrid
membuyarkan lamunanku. Mba Astrid datang dengan membawa tentengan berupa
beberapa minuman kaleng dan makanan kecil..

“ Busyeeet bekelnya banyak bener…? Mau sampe pagi…?” seruku untuk
menetralisir kebingunganku… Waddduuu… aku pikir mba Astrid tadi berganti
baju yang lebih pantas, ternyata masih menggunakan baju tidur yang
sama… ini namanya sial atau keberuntungan siiih..???

“ Heh..? siapa tau sampe pagi…? Bim aslinya… sebelum kamu datang tadi
aku di dalam rumah sendirian, tuh takut… tau ga siih..? sepi bangeeet…
makanya aku bawa banyak bekel, ntar kita ngobrol aja sampe pagi…
setuju..?” celoteh mba Astrid panjang lebar bener-bener ga berubah
sikapnya, ada atau ga ada suaminya…

“ Sekarang mau nonton yang mana dulu..? silakan nyonya Astrid menentukan
pilihan…” kataku sambil menyodorkan segepok piringan DVD lengkap dengan
sampulnya…

Pilihan mba Astrid rupanya tepat, pilihan filmnya masih yang XX… jadi
sewaktu nonton kami masih bisa sambil santai bercanda mengkomentari
adegan demi adegan, walaupun 2 jam kemudian setelah film pertama selesai
aku lihat wajah mba Astrid agak memerah dan sesekali merapatkan
sweaternya seolah-olah menyembunyikan dadanya yang montok….

“ Mmm… apa sih yang dikuatirkan mas Budhi dengan aku nonton Bokep, kalo
beginian sih ga begitu ngaruh aku rasa Bim…?” kata mba Astrid sedikit
arogan.. sambil milih-milih lagi film yang akan ditonton berikutnya…

“ Yang bener aja deeeh Nyonya Astrid..?? kalo nontonnya sama suami
orang..?” Jawabku menggodanya.. entah kenapa aku bisa menemukan
panggilan Nyonya Astrid untuknya yang selama ini ga pernah muncul..

“ Haa… haaa… suami Puspa sih anak kemaren sore mana berani
macem-macem..?” sahutnya setengah menantang dengan bibir manisnya
dicibirkan padaku… Memang usia mba Astrid lebih tua 2-3 tahun dari aku,
makanya sering ledekannya kepadaku selalu menyangkut umur dan apalagi
memang wajahku kata orang adalah baby face, innocent… seandainya orang
tau kelakuanku di jaman kuliah dulu… pernah kencan ranjang dengan dosen
manajemen… pernah pacarin anaknya sekaligus nidurin mamanya… ibu kospun
pernah aku embat… mungkin akan lain kesannya padaku dan kebetulan Puspa
istriku aku dapatkan ketika aku sudah di Jakarta dan sama sekali tak
tahu masa laluku yang brengsek…

“ Biim… iihh asyik banget tuh mereka yak..?” Gumam mba Astrid yang
memang dasar mulutnya ga bisa diem… melihat adegan pose 69 kayanya heran
banget…

“ Emang kamu belum pernah mba..?” sahutku polos…

“ Eeeh… enggak… no comment.. sssst diem aja ya sekarang..” kudengar mba
Astrid menjawab gagap dan suaranya agak bergetar…. Benar saja suasana
jadi hening, apalagi volume film memang kecil supaya ga kedengaran dari
luar…. Tapi kini yang aku dengar adalah suara nafas mba Astrid yang
tidak teratur, seolah-olah terengah-engah… sedangkan aku juga sudah
terhanyut dengan adegan syuuur yang terpampang di monitor dan film kali
ini adalah XXX… celana pendekku yang gombrong, di bagian selangkanganku
sudah menggembung akibat batang kemaluanku sudah menegang kencang,
makanya kutumpangkan bantalan kursi agar ga terlihat oleh mba Astrid…
awalnya aku ga begitu memperhatikan mba Astrid, karena aku sangat
terbawa oleh adegan dan wajah-wajah seksi di film itu… tapi beberapa
kali kudengar mba Astrid menghela nafas panjangnya… dan beberapa kali
merubah posisi duduknya, seolah gelisah… mulailah aku memperhatikan
tingkah wanita yang menahan gejolak birahi…. kulihat sering nyonya muda
ini meregangkan jari-jari tangannya…. dan kulihat wajah yang cantik
berkulit putih ini makin memerah, seperti layaknya orang habis minum
arak… Satu setengah jam berlalu… sesekali kulirik mba Astrid yang duduk
di sebelahku persis… kegelisahannya kulihat semakin hebat… dan hilang
sudah komentar-komentar konyolnya seperti pada film pertama… Pada suatu
saat menjelang film ini selesai… mata kami bertemu pandang… kulihat
sorot mata yang aneh dari mba Astrid… sementara kurasa matakupun sudah
aneh juga… dimata mba Astrid..

“ Biiiiiimmmm….” Kudengar suaranya mendesah memanggil namaku

“ Ya mbaa…” jawabku tak kalah lirih, dalam pandanganku saat itu yang
dihadapanku bukanlah Astrid sebagai wanita yang sudah kukenal
baik…tetapi Astrid sebagai wanita yang sangat menggairahkan sedang
menggelar libidonya… entah siapa yang memulai… tahu-tahu tangan kami
sudah saling menggenggam… kuremas lembut jari-jari halus mba Astrid. Mba
Astrid menundukkan wajahnya ketika wajahku mendekat, kusibakkan rambut
panjangnya yang jatuh menutup sebagian wajahnya… kembali dia mengangkat
wajahnya dan wajah kami hampir tak berjarak, hembusan nafasnya terasa
hangat dihidungku.. matanya menatapku penuh makna… Entah keberanian dari
mana yang mendorongku mengulum bibir indah yang setengah terbuka milik
mba Astrid… aah reaksi positif kudapatkan… kulumanku dibalasnya, sejenak
bibir kami berpagutan mesra, sampe akhirnya dia melepaskan pagutan
bibirnya dengan nafas terengah-engah.

“ Aaah Biimo… jangan… jangan diteruskan… bahaya…” katanya setengah
berbisik sambil berusaha melepaskan rengkuhanku… tak akan kulepaskan
nyonya cantik ini… kepalang tanggung..pikirku.

“ Kenapa mba..? apanya yang berbahaya..?” sahutku sekenanya sambil
mendaratkan kecupan bibirku di lehernya yang jenjang… sejenak dia
meronta-ronta kecil berusaha menghindari kenakalan bibirku pada leher
mulusnya, sementara tanganku tengah meremasi kemontokan buah dada yang
ternyata memang tak mengenakan bra… beberapa kali tangan halusnya
menepiskan tanganku dari dadanya… tapi segera tanganku kembali ke tempat
semula, sampai sesaat kemudian perlawanannya berhenti dengan
sendirinya, berubah dengan desah nafas memburu dan geliatan tubuhnya…
serangankupun kukendorkan.. kecupan bibirku kuperlembut demikian juga
remasan tanganku berubah menjadi elusan lembut pada kulit payudaranya
dan gelitikan mesra pada puting susunya yang sudah mengeras…

“ Bimo… ssss… aku ngga tahaaan..” bisiknya pendek, dekat sekali suara
itu di telingaku… ooowww… daun telingaku dikulumnya… dijilatinya…

“ Ikuti aja mba… nikmati aja..” bisikku mesra sambil menarik tali daster
yang tersimpul di pundaknya, sehingga memperlihatkan kesempurnaan bukit
montok di dadanya.. begitu mulus dengan puting mungil mengeras berwarna
merah kecoklatan… kudaratkan jilatan ujung lidahku pada benda itu,
tubuh mba Astrid menggeliat sambil mendesah panjang…

“ Ssssssshhh… aaahh… Biimm..ooo.. aku.. takuut… mmmmmhh” Tak kupedulikan
lagi kalimat-kalimat mba Astrid, karena nafsukupun sudah di ubun-ubun
apalagi menghadapi kenyataan ternyata tubuh ibu muda ini memang tak
layak untuk dilewatkan sesentipun… desah-desah resah berhamburan dari
mulut mba Astrid, geliatan tubuhnya sudah menunjukkan kepasrahannya
kepada birahinya sendiri… tangannya mulai melingkar di leherku, betapa
rambutku digerumasinya, betapa kuatnya jari lentik mba Astrid
mencengkeram kulit punggungku, manakala puting susunya kukulum dalam
waktu yang lama….

“ Duuuh… ampuuunn…..” desahnya lirih, perutnya yang rata berkulit putih
dihiasi lubang pusar berbentuk bagus ini menggeliat erotis, manakala
bibirku mengecupinya… Tubuh atas mba Astrid sudah kutelanjangi, entah
kemana daster dan sweaternya jatuh ketika kulempar tadi. Tubuhnya
setengah rebah dengan kepala berada di sandaran tangan sofa, sementara
kulihat tangannya meremasi payudaranya sendiri… Mba Astrid mengerang
panjang dengan menggoyang-goyangkan kepalanya yang mendongak ketika
lubang pusarnya kukorek-korek mesra dengan lidahku… tubuhnya menggeliat
erotis sekali, rupanya disitu adalah salah satu daerah sensitifnya…

“ Owww… Biimmoo… jangaaan… aku ga mauu…” bisiknya sambil tangannya
menahan daguku… ketika kukecupi gundukan kemaluannya dari balik celana G
Stringnya yang sudah tampak bercak basah…

“ Kenapa mbak..?” tanyaku lembut..

“ Ssssshh… aku belum.. pernah… maluuu..” jawab mba Astrid, sambil
berusaha menarik tubuhku ke atas… Busyeet jadi diapain aja tubuh indah
ini sama mas Budhi..? Selanjutnya tanpa permisi celana G String itu
kusingkap ke samping…. Fuuuiii..! sebuah gundukan kecil yang dibelah
tengah dengan rambut kemaluan ga begitu lebat… sebuah bentuk luar
kemaluan wanita yang masih orisinil… indah sekali belahan yang basah
kulihat berdenyut-denyut… tak ayal lagi lidahku terjulur menyapu cairan
yang membasahi belahan indah itu….

“Aaaaahhh… Biiiimmoooo… kamu bandeeelll…” Erang mba Astrid dengan tubuh
semakin hebat menggeliat… sepasang kaki panjangnya semakin terkangkang
lebar… kaki sebelah kiri terjuntai ke lantai yang beralaskan karpet
tebal dan kaki sebelah kanannya ditumpangkan di atas sandaran sofa…
setelah G Stringnya kutanggalkan. Rambutku habis diacak-acak tangannya
yang gemas yang kadang mencengkeram erat kulit pundakku… hal ini membuat
aku semakin kesetanan ditambah aroma vaginanya yang segar… bibirku
menciumi bibir vaginanya selayaknya mencium bibir mulutnya dan lidahku
menyelip-nyelip memasuki liang yang basah itu sampai sedalam-dalamnya….
sesekali kukulum clitoris mungil yang sudah mengeras…

“ Biiimmmmooo…. ampuuuunn… nikmaaaaat bangeeettt…” mba Astrid
merintih-rintih dengan suara seperti orang mau menangis… pinggulnya
bergerak-gerak merespon ulah lidah dan bibirku di selangkangannya…

“ Ooowwh… Biiimmm… sudaaaaahhhh aku ga tahaaaaan…” Suara mba Astrid
semakin memilukan… Tiba-tiba tubuh mba Astrid bangkit dan mendorong
lembut tubuhku yang tengah bersimpuh di karpet tebal kuikuti saja
sehingga tubuhku telentang di karpet sedangkan tubuh mba Astrid
mengikuti arah rebah tubuhku sehingga tubuhku kini ditindihnya….
payudaranya yang montok dan kenyal itu kini menempel ketat di dadaku…
wajah kami begitu dekat dan wajah wanita yang tengah diamuk birahi
memang akan semakin terlihat memikat, seperti wajah mba Astrid ini
kulihat semakin mempesonaku…

“ Bimooo… ayo masukin yaaah..?” Desisnya dengan bibir indahnya kulihat gemetar…

Alis indah di wajah cantik mba Astrid mengerinyit dan matanya yang agak sipit semakin menyipit sayu…

“ Ouught… pelaaan Biiimm… ssssss… nyeriii…” keluhnya… sambil memepererat
pelukannya… kurasakan liang sanggama ibu muda ini sempit sekali ketika
palkonku berusaha menerobosnya… Tapi ibu muda ini sangat bersemangat
untuk menuntaskan gairah binalnya… walaupun dengan ekspresi yang nampak
kesulitan dan kesakitan…. diiringi geal-geol pinggulnya… akhirnya
amblaslah seluruh batang kemaluanku tertanam di liang sanggamanya yang
sempit..

“ Sssshhh… gilaaa… gede banget punya kamu… hhh… hhh… tunggu Biimm..”
Tubuh sintal mba Astrid ambruk ke tubuhku ketika penetrasi itu berhasil…
kudiamkan sejenak tubuh sintal itu diam tak bergerak di atas tubuhku
dengan nafas memburu tak beraturan… besutan-besutan kecil kurasakan
ketika mba Astrid mulai menggerakkan pinggulnya… dan gerakan itu semakin
keras… dan besutan-besutan itu semakin nikmat kurasakan…. aku ga bisa
menahan diri lagi untuk mengcounternya… aku mulai mengayun batang
kemaluanku..

“ Biimmooo… oooohhh…sssshhhh” hanya itu desah-desah kalimat pendek yang
sering terucap dari mulut mba Astrid yang dengan gemulai menarikan
pinggulnya… diiringi erangan dan rintihan kami yang sangat ekspresif…
sesekali bibir kami berpagutan liar… remasan gemas tanganku pada
payudara montok yang terayun-ayun itu seakan tak mau lepas…

“ Biimm… Biimmoooo… ssssshh… aku hampiiirrr… ookkkhhh..” gerakan tubuh
mba Astrid semakin tak beraturan… dan rasanya akupun ga perlu menahan
bobolnya tanggul spermaku untuk lebih lama…

“ Tunggu mba..” desisku pendek.. dan bagaikan dikomandoin tubuh kami
bisa serentak meregang dan aku terpaksa mengayunkan batang kemaluanku
sehebat-hebatnya un tuk menghasilkan kenikmatanku secara maksimal…

“ Aaaaarrgh.. Biiiimmooo… aammmpuuuunn…” Tubuh mbak Astrid menggelepar
hebat di atas tubuhku… betapa kejam kuku jarinya mencengkeram dadaku
sebagai pelampiasan meledaknya puncak birahi betinanya….

Hening…. sesaat setelah terjadinya ledakan hebat… kulihat jarum jam
didnding menunjukkan angka 11.30… tubuhku tetap rebah telentang…
sedangkan tubuh mba Astrid tergolek disamping membelakangiku… Ketika
deru nafas memburu kami mulai mereda… dan ketika keringat birahi kami
mulai mengering…. kupeluk tubuh sintal mba Astrid dari belakang, tapi
dengan lembut tanganku diangkat dan dipindahkan ke tubuhku sendiri… dan
tubuh mbak Astrid beringsut menjauhiku… kudekati lagi tubuh itu dan
kudaratkan kecupan di punggung berkulit mulus itu… kudengar isak
tangisnya….

“ kenapa mba..?” tanyaku lembut… lama ga ada jawaban, isak tangis mba
Astrid makin keras… kubelai lembut pundaknya.. tapi tanganku ditepisnya…

“ Bimo… aku sedih dengan kejadian ini… aku malu sama kamu.. dan aku
merasa sudah melukai hati Puspa dan mas Budhi…” terdengar suara mba
Astrid serak…

“ Malu kepadaku..? untuk apa malu…? justru aku merasa lebih dekat dan
bahagia sama kamu mbak.. walaupun sebenarnya ga seharusnya dengan jalan
seperti ini… selama kita bisa memposisikan masalah ini pada porsinya,
kurasa mas Budhi ataupun Puspa ga akan merasa kita sakiti..” jawabku
panjang lebar..

“ Aku takut mereka tahu apa yang telah kita lakukan..” sahut mba Astrid dengan suara yang semakin tenang…

“ Mereka ga akan tahu selama kita ga memberitahu… dan kondisi kita saat
ini adalah seorang lelaki dan wanita yang punya keinginan yang harus
terpenuhi saat ini juga… kita tidak bisa menghindari mbak..” sahutku
lagi, sambil kutumpangkan tanganku dipinggul bulatnya… mba Astrid tak
bereaksi walaupun masih mempunggungiku…

“Lebih tepatnya harus terpenuhi malam ini… bukan hanya sesaat…” sahut
mba Astrid sambil membalikkan badannya, sehingga kembali payudara
montoknya menempel di dadaku… matanya menatapku tajam penuh tantangan..
dan kini wajah sembab sehabis menangis ini tersenyum manis sekali…

“ sepanjang malam ini mba..?” tanyaku menegaskan, sambil kulingkarkan lenganku ke pinggangnya yang raping…

“ Yah… bukankah malam masih panjang Bim…?” bisiknya manja.. wajahnya
ditengadahkan ke wajahku. Kupagut bibir bagus itu dan disambut dengan
sangat bergairah…. Gairah liar birahi betina mba Astrid meletup dahsyat,
aku benar-benar tak menyangka ibu muda yang kalem dan polos bisa
berubah sedemikian agresip… Batang kemaluanku rupanya benar-benar
membikin ibu muda ini gemas setengah mati… tak hentinya tangan berjari
lentik ini mengocok dan meremas-remasnya..

“ Bimo aku pengen “ini” kamu..” bisiknya manja sambil meremas lebih keras saat mengucap kata “ini”…

“ Emang bisa..?” sahutku menggoda… wooww.. perutku digigit kecil mba Astrid dengan gemas…

“ Boleeeh enggaaa..?” rajuknya

“ Iyaaaa… habisiiin deeeh..” jawabku sambil kuremas pantat bulatnya…
Awalnya kurasakan mba Astrid masih coba-coba… dengan sabar aku memberi
arahan, karena beberapa kali palkonku terkena giginya… lumayan sakiit…
Selanjutnya, tubuhku dibuat melintir dan menggeliat merasakan permainan
lidah dan lembutnya bibir mba Astrid membasuk batang kemaluanku…
kadang-kadang dengan nekadnya batang kemaluanku ditanamnya dalam-dalam
sampai ujung kerongkongannya… sampai mba Astrid tersedak..

“ Eeeii.. jangan diabisin mbaa..” kataku lembut… melihat mba Astrid tersedak..

“ Abis gemeees aku Bim… punya kamu panjaaang bangeeet, gede lagi…” bisiknya manja, memberi alasan…

Akhirnya kami membuat posisi 69, mba Astrid menindihku dengan posisi
mengangkangi wajahku… Kami sepakat dengan posisi ini sampai mencapai
orgasme… kembali erangan dan rintihan kami bersahutan.. gerak tubuh kami
sudah tak berirama, detik-detik akhir mba Astridpun kurasakan… beberapa
kali kaki panjangnya meregang dan besotan mekinya di bibirku makin
liar… aksi lidah dan bibirnya pada batang kemaluankupun makin liar,
membuatku semakin mendekati titik kulminasi…

“ Eeeeeehhhkkk… Biiiimmmm… niiiikkkkmaaaattnyaaa…” rengek mba Astrid
panjang, tubuhnya menggeliat hebat… kedua kakinya meregang.. besotan
meki ke mulutkupun makin hebat… lidahku kujulurkan jauh kedalam liang
becek yang kurasakan mengedut-ngedut…

“ Oooowww.. mbak akuu.. hampiiirr…” Desahku selang tak lama setelah
palkonku kembali dihajar lidah dan mulut mba Astrid… busyeeet, bukannya
melepaskan kuluman bibirnya di palkonku, mba Astrid malah memperhebat
aksi mulut dan lidahnya ditambah kocokan tangannya pada batang
kemaluanku… Apa dayaku… tak ampun lagi diiringi eranganku, tubuhku
mengejang keras mengantarkan semprotan spermaku bertubi-tubi di dalam
mulut mba Astrid yang makin lengket seperti lintah menempel di tubuhku…
tak luput kantong pelerku diremas-remas lembut, seakan spermaku ingin
diperas habis… setelah dirasa tetes terakhir… buru-buru mba Astrid
bangun dari tubuhku dan menyambar botol aqua yang tadi dibawa dari rumah
dan diteguknya sampai tandas…

“ Iiih… rasanya aneh… banyak banget, kentel lagi… kenyang deh aku Bim…
tapi enaak kok, asin ada gurihnya..” komentar mba Astrid dengan
pengalaman barunya… Kembali kami berbaring di karpet tebal merasakan
lemasnya tubuh…

Setelah mengguyur tubuh dengan shower di kamar mandi kembali kami
rebahan santai di karpet tebal di depan televisi, saat itulah mba Astrid
menceritakan rahasia kehidupan ranjangnya dengan mas Budhi, yang
monotone, mas Budhi terlalu polos dan lurus dalam soal sex..
sedikit-sedikit takut dosa. Dalam hal kepuasan sex sebenernya mba Astrid
tidak merasa kekurangan, karena selain mas Budhi memang punya stamina
tubuh yang bagus dengan hidup sehatnya, di sisi lain memang mba Astrid
adalah type wanita yang gampang tersulut gairah seksualnya dan dengan
cepat mencapai puncak orgasme…

“ Pernah hari Minggu pagi aku liat mas Budhi sedang nyuci mobil dengan
kaos yang basah, sehingga nempel dibadannya yang atletis… seeerrrr…
langsung.. basah juga deh CD ku… dan langsung kutarik mas budhi kekamar
dan aku telanjangi…. haa.. haaa.. dapet dua kali…” tutur mba Astrid
sambil menyuapi aku dengan anggur yang dibawanya tadi… Kembali kami
nonton bokep yang belum kami tonton… belum seperempat jam Asia Carrera
beraksi…

“ Biiiimmm… nggaaa tahaaan neeh… keburu pagi…” Desah mba Astrid manja
dengan nafas yang sudah ngos-ngosan… apalagi dengan membengkaknya batang
kemaluanku yang dari tadi ga lepas dari genggamannya.

“ Mba Astrid pingin diapain..?” bisikku sambil kudaratkan kecupan di lehernya

“ Pingin kaya di film itu…” jawabnya manja… tanpa disuruh mba Astrid
menelungkupkan tubuhnya di sofa dengan kaki berlutut di karpet agak
mengangkang… kuminta pantatnya ditunggingkan sehingga gundukan bukit
kemaluannya mengarah keluar… mba Astrid kembali mengerang gemas ketika
palkonku mulai merentangkan otot liang sanggamanya… ketika pantat montok
itu mulai menggeol gemulai dan ketika batang kemaluanku mulai memompa…
mulailah kuda jantan dan kuda betina ini berpacu birahi… Aku membuktikan
mba Astrid memang wanita yang cepat mencapai orgasme dan cepat kembali
berkobar birahinya… dan mba Astrid menghendaki berganti posisi setelah
dia mencapai orgasme… saking seringnya dia mencapai orgasme…
hampir-hampir kami kehabisan posisi dan di setiap posisi mba Astrid
mengaku bisa mencapai orgasme dengan kenikmatan yang maksimal… Ketika
pada orgasme mba Astrid yang kelima, aku juga merasakan orgasmeku hampir
sampai… mba Astrid menyadari itu…

“ Biimm… tumpahkan dimulutku sayaaang… aku suka peju kentel kamu…”
rengeknya disela-sela nafas kuda betinanya… dan dengan bernafsu sekali
mba Astrid menyambut semburan demi semburan sperma kentalku dengan mulut
terbuka lebar dan lidah yang menggapai-gapai… Tubuh mba Astrid kembali
rebah telentang di karpet setelah menenggak setengah botol aqua…
rambutnya yang panjang tampak kusut dan basah oleh keringatnya, tubuhnya
yang berkulit putih juga tampak berkilat basah oleh keringat… terlihat
sinar matanya yang kecapekan dan wajah agak memucat… Ketika aku keluar
dari kamar mandi setelah kembali mengguyur tubuhku dengan shower,
kulihat mba Astrid tertidur pulas dengan bibir tersenyum… kulihat jam
menunjukkan jam 03.45… kurebahkan tubuhku disisinya… kubelai lembut
rambutnya yang masih basah oleh keringat birahi… kukecup keningnya yang
sedikit nonong… kuamati tubuh telanjang ibu muda ini, sebuah struktur
yang sempurna… wajahnya berbentuk oval, bibir berbentuk bagus, hidung
mancung berbentuk ramping, mata agak sipit tapi memanjang dengan kelopak
besar… bulu mata yang lentik dan panjang… alisnya seperti di gambar…
postur tubuhnyapun proporsional antara tinggi dan beratnya… sekitar 165 –
170 cm… buah dadanya yang montok kutaksir cup branya B…. memang masih
kenyal menggemaskan dengan puting susu bak perawan, mencuat mungil ke
depan, berwarna merah kecoklatan…

perutnya yang rata dengan lubang pusar berbentuk indah… pinggang ramping
menyambung dengan pinggul yang padat ditopang sepasang kaki yang
panjang berbentuk atletis…. Rupanya aku tak dapat menahan kantukku… Aku
membuka mata kulihat mbak Astrid bersimpuh di sebelah tubuhku, dengan
pakaian sudah lengkap membalut tubuhnya, rupanya dia yang membangunkanku
kulihat jam dinding menunjukkan pukul 05.15…

“Biim, aku pulang dulu yaa..?” kata mbak Astrid, wajahnya sudah segar, rupanya sempat mencuci mukanya sebelum membangunkanku…

“ Eeeh… buru-buru sih..? kan masih pagi… “ jawabku sambil menarik pinggangnya…

“ Bimo kamu gila… liat tuh udah terang…” protesnya ketika tubuhnya
menindih tubuhku akibat tarikan tanganku dan aku memang gha peduli
karena seperti biasa kalo pagi hari, batang kemaluanku pasti ikut
menggeliat bangun saat aku bangun…. kembali kugumuli tubuh indah yang
kini sudah berdaster lengkap dengan sweaternya….

“ Aaaahhh Bimmooo… ga mauuk… bauuuk ga enak..” protesnya manja tapi
tidak menolak bahkan kudengar desisan panjang ketika batang kemaluanku
kembali menggelosor memasuki tubuhnya…

“ Biiimmo… asli aku ga mampu menolak yang begini iniii ooohhkk…”
desisnya gemas merasakan pompaan batang kemaluanku ke liang sanggamanya
yang sempit…

“ Ayyuu Biiimmm… keburu mbak Suti dateng…” bisik mbak Astrid di deket
telingaku, setelah orgasmenya yang kedua, mbak Suti adalah tukang cuci
yang tiap pagi datang ke rumahnya….

“Owwkk.. Biiimmm… giiilllaa kamuuu… aku berasaa lagiii…” rengek mbak Astrid lirih.. kurasakan tubuhnya mulai menegang…

“ Mmmhh… tuungguuu mbaakk..” Kupergencar pompaanku… tubuh mbak Astrid
makin kuat menegang.. memperkuat pelukan dan cengkeramannya di tubuhku…

“ Oooowww… nggaaaaa tahaaaan Biiiimmm…!” teriakan keras mba Astrid
menghantarkan geleparan tubuhnya yang tak terkontrol hal ini ternyata
mendorong dengan cepat semburatnya spermaku kembali memenuhi liang
sanggama mba Astrid…. Kembali kami terkapar di atas karpet… kali ini
mbak Astrid ngga lagi telanjang… hanya dasternya aja tersingkap sampai
ke perut… Setelah nafsnya kembali teratur mbak Astrid beringsut bangkit
sambil memungut celana G Stringnya dimasukkan ke kantong dasternya…

“ Udah ya Bim… makasih banget untuk malam panjang ini… aku ga akan
melupakan malam indah sama kamu ini, tapi aku berharap cukup sekali ini
saja… jangan sampai kita ulang ya Biim… janji ya..?” kata mbak Astrid
sendu… akupun mengangguk saja, ngga ada kalimat yang mampu terucap dari
mulutku… Kuantar mbak Astrid sampai pintu ruang tamu, karena aku masih
telanjang bulat… Nggak sampai setengah menit mba Astrid menutup pintu
rumahnya, kulihat dari balik kaca jendela mba Suti tukang cuci itu
datang…

Memang kejadian itu ga terulang lagi sampai saat ini dan hubungan
keluarga kami tetap seperti sediakala sampai akhirnya mba Astrid dan
Puspa istriku melahirkan anak dengan waktu hampir bersamaan, tapi
kejadian semalam itu rupanya benar-benar menjadi ikon yang hidup di hati
aku dan mbak Astrid… beberapa kali kami melakukan phone sex setiap kali
mbak Astrid curhat tentang kehidupan seksnya yang tetap monotone… hanya
sebatas itu…

Cerita Sex | Bercinta Dengan Gadis Imut SMA

|| || , || Leave a komentar
Cerita Seks Remaja : Bercinta Dengan Gadis Imut SMA

Cerita ini terjadi ketika David berumur 36 tahun. David adalah seorang ayah yang memiliki 3 orang anak, David bekerja di bidang medis, dan kini tinggal di Jakarta Selatan. Wajahnya lumayan tampan, sedangkan istri David berkulit hitam manis dengan tinggi tubuhnya sekitar 165 cm, rambut lurus dan halus. Kehidupan seks David selama ini sangat normal, bahkan David termasuk laki - laki yang memiliki selera berhubungan seks yang tinggi. Tidak hanya sekarang, bahkan sejak David berusia 17 tahun pada saat dirinya tumbuh dewasa.

Disuatu malam yang dingin, David sengaja menghabiskan waktu untuk bermesraan bersama istrinya, mereka berdua duduk bersama dengan posisi istri berada di pangkuan, David menyentuh rambutnya dan tangannya bergerak ke leher istrinya, istri melenguh, tangannya mencari dan mencoba meraih penis yang sudah tegang keluar celananya. Tangan kanan david kemudian bergerak turun dari leher ke arah pinggul, istrinya bergeser turun dari pangkuannya, menarik pahanya, otomatis dasternya terangkat. kamu tahu apa?, Ternyata istrinya tidak menggunakan CD.

Bahkan dengan istri, David harus mendapatkan kepuasan, tetapi sebagai laki - laki normal, David juga memiliki fantasi melakukan hubungan seks dengan wanita lain. David akan sangat bersemangat dengan seorang perempuan yang kurus, tinggi, ramping dan memiliki payudara yang tidak terlalu besar, Itulah gambaran perempuan yang menjadi idaman David. Menjelang Hari Valentine, David teringat kejadian 5 tahun yang lalu, dan David mencoba untuk menuangkan dalam sebuah tulisan:

Antara 1997 - 1998 aku diberi tugas belajar di Surabaya. Kota Surabaya sangat tidak asing bagiku karena di sanalah aku dilahirkan dan dibesarkan. Aku memutuskan untuk tinggal di asrama karena aku tidak ingin merepotkan kerabatku, toh juga hanya enam bulan?. Setelah sampai di asrama aku langsung berusaha menata pakaian - pakaianku ke almari dan buku - buku yang aku bawa terlihat masih sangat berantakan, sungguh aku memerlukan semangat pendorong untuk melakukan pekerjaan yang melelahkan ini. Akhirnya aku pun melakukan masturbasi. Dalam pikiranku, "Aku tidak bisa seperti ini terus.. aku memerlukan seseorang yang dapat memenuhi nafsu dan gairahku".

Keesokan harinya aku berusaha mencari teman - teman lamaku yang dulu ada di kota ini, satu - persatu mereka aku telepon. Singkatnya, ternyata aku telah kehilangan kontak dengan mereka, nomor - nomor ponsel mereka sudah tidak aktif. Hanya ada satu yang masih aktif, dia adalah Hani, usianya lebih tua dariku, Hani sudah menikah dan memiliki dua orang anak. Dulu kami pernah dekat, sering bersama saat belajar kelompok.

Hani keturunan chinese, cukup tinggi untuk seorang wanita, berkulit putih dan berdada rata. Awalnya kita berdua hanya melakukan telepon satu sama lain, berdiskusi, makan dan pergi bersama, sampai suatu hari ( pada pertengahan Februari ) dia menelponku sambil menangis tersedu - sedu dan dia mengatakan ingin bertemu denganku.

"Mas, bisa gak kita bertemu, aku ingin cerita".
" Bisa, baiklah kita bertemu di tempat biasa".
Dengan Lancer th 83'an aku pergi menemuinya, setelah bertemu Hani mengajakku pergi kerumahnya. "Ak tidak bisa melakukan ini, aku tidak ingin membuat suasana keruh bersama suamimu", ucapku kepada Hani. "Tidak apa - apa, ayo pergi bersamaku", ucap Hani. Dalam perjalanan kami berbicara macam - macam mulai ilmiah, politik, sampai hal - hal yang kotor.

"Mas, kapan kamu akan pergi ke Jakarta?" Dia bertanya ( jadwal aku untuk pulang ke rumah setiap bulan ).
"Minggu depan, emang knapa?" Tanyaku kembali.
"Tidak apa - apa sih, pengin nanya aja".
'Masak sih cuma pengin nanya saja, .... .... Pengin yang lain - lain kan, pengin nyoba?', jawabku.
'Hehehehe dasar ngeress aja yang ada dipikiran mas..

Setelah sampai ke tempat tujuan, di sebuah rumah yang tidak aku ketahui, Hani membuka pintu.
"Ini rumah siapa ????? Serambi kotor... penuh debu, kaya beberapa hari tidak disapu, kebangetan deh.' Tanyaku heran.
Ini rumah orang tuaku, kemarin abis dikontrakin, seminggu sekali aku kesini dan membersihkannya", jawabnya sambil masuk ke rumah gak terawat tersebut.

"Sebentar ya, aku mau masukin mobil dan segera kembali lagi..."
Dalam pikiranku, "Meskipun teras penuh debu kotor, namun rumah ini gak pengap... .... Cukup nyaman, furniturnya juga masih bagus,".
Hani mempersilahkanku duduk, sementara dia menyaapu teras depan rumah tersebut.
"Anggap aja rumah sendiri mas, gak usah sungkan... .. Aku mau bersih - bersih bentar,' katanya.

"Iya, ini rasanya udah kayak dirumah sendiri bersama istri sendiri," kataku sedikit menggodanya.
"Terserah deh, eh aku mau mandi dulu?" ucap Hani. Otakku dipenuhi pikiran ngeres, ngebayangin lekukan payudara Hani yang terlihat jelas dibalik baju transparan yang dikenakannya sehingga putingya terlihat sedikit menyembul.

Ngomong - ngomong ada apa memintaku datang ke tempat ini? Apakah kamu punya masalah yang serius, masalah apa itu?" Aku bertanya lebih lanjut tanpa basa - basi, ia pindah tempat duduk kesebelahku "Masalah keluarga mas...", Katanya.
"Apakah itu tentang seks?" Aku bercanda dengannya.
"Ah kamu tetep aja kaya dulu mas, sableng, dan tidak jauh dari yang gitu - gituan"... ... Tapi ada benernya sih ... .. Meskipun tidak secara langsung," jawabnya.

Kemudian Hani bercerita panjang lebar, intinya adalah rasa tidak puas, sikap otoriter suaminya dan selalu disalahkan ketika ada ketidaksepakatan dengan pada suatu masalah.
"Aku bener - bener sudah capek, Mas Sony suamiku selalu berpihak sama ibunya, ketika aku mencoba menjawab persoalan dengan mertua, justru mertuaku mengomel habis - habisan". Terisak ia mengakhiri kisahnya.
Ketika aku memegang tangannya, dia hanya terdiam, kemudian berkata lembut "Bolehkah aku bersandar di dada kamu mas?". Aku mengangguk dan cepat - cepat meraih dan membelai lembut rambut sebahunya. Aku mencium keningnya dengan lembut, Hani mendongak dan berbisik pelan "Mas, aku membutuhkan dukungan, kasih sayang dan belaian mesra."

Pada saat itu aku merasa hanyut dengan situasi yang diciptakannya, sehingga tanpa merasa canggung aku mencium matanya, kemudian hidungnya, Hani menngeliat sehingga bibir kami bertemu. Hani berdiri dan berkata pelan sambil memelukku, "pegang erat - erat, aku milikmu sekarang".
Dengan lembut aku mencium bibirnya lagi. Kami berpelukan seperti sepasang kekasih yang baru bertemu setelah berpisah lama dengan segunung kerinduan. Setelah itu kami berdua kembali duduk.
Bercinta Dengan Gadis Imut SMA
Dengan posisi Hani duduk di pangkuan, aku terus menyentuh rambutnya dan bergerak tanganku di lehernya, Hani melenguh, tangannya mencari dan mencoba meraih penis yang sudah tegang keluar celanaku. Tangan kananku kemudian bergerak dari leher ke arah pinggul, Hani bergeser turun dari pangkuanku, menarik pahanya, otomatis dasternya terangkat. Kamu tahu apa?, Ternyata Hani tidak menggunakan CD.

"Aku sudah enggak tahan mas, ... ... ... .. lakukan sekarang bisiknya. Segera aku menjilati merah muda mecky indah dengan sedikit rambut namun panjang - panjang, aku basahin dan sibakkan bulu - bulu halus dengan lidahku sambil sesekali menyentuh klitorisnya .
'Ahhh, mas ... ... ... ... ... .... ... ... ... .. Aku ingin, kamu masukan sekarang '... ... ... ... ... ... .... Tangannya berusaha membuka celanaku dan memegang penisku.
"Tapi aku gak nyaman di sini" Ucapku sambil memandangi ruang - ruang disekitar ruang tamu ini.
"Ya udah, yuk kita pindah ruangan di dalam", katanya berdiri dan mengunci ruang tamu tempat kami melakukan pemanasan tadi.

"Siapa takut ... ..., Dia tersenyum dan berjalan sambil membuka daster tipisnya, aku mengikuti dari belakang, tubuhnya begitu indah ... ... .. halus seperti marmer.

Kami masuk ke sebuah kamar tidur berukuran 5 x 6 meter dan cukup mewah. Yang lebih istimewa adalah adanya cermin besar ( mungkin ukurannya 3 x 2, 5 meter ) di depan tempat tidur. Hani memelukku di depan cermin dan dengan cekatan membuka kemeja, celana dan CD ku. Begitu indah dan erotis, gerakan - gerakan yang kami lakukan terlihat pada cermin itu.

Segera penisku mencuat keras seolah-olah sukacita karena melihat kebebasan. Aku memenuhi semua haus akan hasrat ini, kami menggosok dan saling berciuman. Setelah beberapa saat menyentuh dan disentuh, tubuh Hani yang indah menggeliat di tempat tidur sedang menunggu untuk di eksekusi. Aku melanjutkan kegiatanku yang ditangguhkan sebelumnya, berharap bahwa dia akan Mengerti apa yang aku inginkan. Dia seperti mendengar apa yang sedang aku pikirkan, Hani pun segera berbalik dan memposisikan diri pada posisi 69 .... dia langsung mengulum penisku yang sedang menegang kencang, tanpa rasa ragu dan takut Hani berperang melawan penis ukuran diameter 2,5 sampai 3,5 cm dan panjang 15 - 18 cm.

Ahhh ... Aku mendesah menikmati kuluman dan hisapan lembut bibir Hani... ... ... "Kamu benar - benar sangat pintar memuskan lelaki Han, aku memujinya, sementara dia masih tetap sibuk menghisap penisku.

Kemudian Hani membasahi meckynya sendiri dengan air liurnya, Hani terlihat sangat antusiasme.
Ohh, mas ... ... ... ... ... ... ... .. ayo ... ... .... ia bangkit dan jongkok di atas miniatur monasku ... ....
Dicapai dan diarahkan penisku ke lubang senggamanya, kemudian ia menggoyangnya naik dan turun dan menggigit dengan bibir meckynya. Aku memegang payudara mungil dan meremasnya dengan perlahan, kemudian setelah 3 menit, Hani ingin aku mendekap erat tubuhnya ... Hani tampaknya telah mencapai orgasme ketika ia menunggangiku ... ... ..

Aku membalikkan tubuh dengan posisi penis masih tertanam. Hani membantu membuka lebar - lebar gerbang surgawinya dengan diangkat kedua pahanya ke atas. Aku mundur kemudian penisku ke depan, dengan irama kocokan 5X dalam dan 1X ringan akhirnya berhasil ditembus lebih maksimal, "Mas .... , Mmmmhhh, Lebih ... ... ... .... Keras ... ...., Dia mengoceh gak karuan ... ... ....
"Ini sudah sampai aku berkata, '... .. Hani tertawa ... .. sehingga otot - otot vaginanya berdenyut berpartisipasi ritme tertawanya ... .... ,

Aku mendorong tubuh Hani ke ujung tempat tidur, dan menekan penisku semakin dalam. Hani berteriak histeris menikmati gaya permainanku, tangannya menarik - narik pinggulku seakan menikmati penisku yang sedang bergoyang mengganyang lubang kemaluannya ... ....
Aku mau sampai Han... ... .... dia tidak sempat mengatakan bahwa, aku jangan mengeluarkan sperma ke dalam rahimnya ... ... dan, AAaahhgghh ... ... aku kehilangan ingatanku, aku merasa melayang diatas awan untuk beberapa saat... ... Hani juga tampaknya telah mencapai orgasme untuk kedua kalinya.

Kami bercanda dan mengobrol di tempat tidur setelah pertempuran melelahkan sebelumnya dapat diselesaikan dengan penuh gairah.
"Kamu sudah kebangetan deh Han?".. "Maaf mas, aku tidak bisa menahan tertawa ketika kamu mengatakan aku sudah mau sampai"
"Hehehehe emangnya sudah sampai mana, sampai pasar?", katanya. Udah ah, yok mandi bareng - bareng, katanya sambil menciumku manja.

Setelah peristiwa itu, kami semakin sering bertemu dan ML di tempat - tempat dimanapun asal memungkinkan, sampai aku menyelesaikan tugas belajar yang aku jalani.

Ada Bola Mata Di Kemaluan Pasien Perempuan Ini

|| || || Leave a komentar

Ada Bola Mata Di Kemaluan Pasien Perempuan Ini - Benda asing seperti kondom atau barang-barang selundupan cukup sering ditemukan terjebak di kemaluan perempuan. Namun di Amerika Serikat, seorang dokter menemukan benda yang agak mengerikan yakni bola mata di dalam kemaluan pasiennya.

Dr Melissa Barton, dokter Unit Gawat Darurat dari Detroit Medical Centermengatakan pernah menerima pasien dengan keluhan yang sangat tidak wajar. Keluhan yang harus ditulis Barton dalam rekam medis tersebut adalah, ada mata di dalam ****** pasien.

Memang bukan bola mata sungguhan, benda yang ditemukan terjebak dalam lubang kemaluan itu adalah bola mata palsu milik pasien. Bola mata palsu itu memang sengaja dimasukkan kemaluan, namun ternyata tidak bisa dikeluarkan lagi dan harus dibawa ke rumah sakit.

Saat itu, pasien yang tidak disebutkan namanya tersebut tengah terlibat konflik dengan beberapa tetangganya. Khawatir hartanya akan dijarah, pasien perempuan ini mengamankan barang-barang berharga termasuk bola matanya ke tempat yang dirasa aman.

Lubang kemaluan dianggapnya paling aman untuk menyimpan beberapa benda yang ukurannya kecil, namun besar nilainya baik karena harganya mahal maupun susah mencarinya. Selain bola mata palsu, surat izin mengemudi termasuk benda yang diamankan pasien di dalam kemaluan.

“Benda-benda itu sangat mahal dan susah dicari gantinya. Makanya ditaruh di situ, bersama-sama dengan surat izin mengemudi,” kata Dr Barton seperti dikutip dari ABC News.

Tidak dijelaskan kapan peristiwa itu terjadi, Dr Barton hanya menjelaskan sekilas berdasarkan catatan rekam medis tentang pasien tersebut. yang jelas, bola mata dan surat-surat berharga tersebut sudah dikeluarkan dan berada di tempat yang lebih aman.

Selain bola mata dan surat berharga, Dr Barton mengatakan ada banyak benda aneh lain yang sering ditemukan dalam tubuh manusia selama bekerja di Unit Gawat Darurat. Salah satunya, Dr Barton pernah menolong pasien laki-laki dengan 4 boneka Barbie terjebak di anusnya.

Cerita Dewasa | Kujual kep3rawananku Demi Hp BlackBerry

|| || , || Leave a komentar

Namaku Tina. Usiaku 16 tahun. Aku sekolah di sebuah SMU swasta terkenal di Surabaya. Sudah hampir setahun ini hidupku penuh berisi kesenangan-kesenangan yang liar. Dugem, ineks danseks bebas. Sampai akhirnya aku terjerumus dalam ambang kehancuran. Terombang-ambing dalam ketidak pastian. Aku bingung apa yang kucari. Aku bingung harus kemana arah dan tujuanku. Apa yang selama ini kulakukan tidak memberikan kemajuan yang positif. Bahkan aku nyaris gila. Siapakah aku ini?

Sejujurnya aku menyesali kondisiku yang seperti ini. Keterlibatanku dengan narkoba telah membawaku ke dalam kehidupan yang kelam. Sungguh kejam! Aku jadi berangan-angan ingin kembali ke kehidupan lamaku dimana aku belum mengenal narkoba. Saat itu begitu indah. Orang tuaku sayang padaku. Andrew pacarku dengan setia berada disisiku. Dan dia selalu datang untuk menghibur dan menemaniku.

Aku jadi ingat pada hari-hari tertentu, teman-teman sekolahku datang main ke rumah untuk mengerjakan tugas atau hanya sekedar berkumpul. Kalau lagi ada pacarku, mereka selalu menggoda kami sebagai pasangan serasi. Padahal menurutku kami bertolak belakang. Aku pemalu dan mudah merajuk. Sedang pacarku biang kerok di sekolah dan tidak tahu malu. Aku berprestasi dalam pelajaran tapi kurang menguasai bidang olah raga. Sedangkan dia berprestasi dalam olah raga namun malas belajar. Tinggiku sedang dan badanku agak kurus. Sedangkan dia tinggi dan besar. Pokoknya beda banget. Tapi teman sekolah mengatakan kami pasangan serasi. Entah apanya yang serasi..

Aku masih ingat saat-saat terakhir dia meninggalkan aku untuk sekolah ke Amerika. Ada setitik firasat bahwa itu adalah saat terakhir aku bersamanya. Aku menangis tiada henti di bandara seperti orang bodoh. Tidak ada kata yang terucap, hanya sedu sedan lirih terdengar dari mulutku. Orang tuanya sampai sungkan pada orang tuaku dan berusaha menghiburku dengan mengatakan bahwa Andrew akan sering pulang ke Indonesia untuk menengokku. Orang tuaku pun tak kalah dan berjanji padaku akan menyekolahkan aku ke Amerika selepas SMU.

Kata orang cinta akan lebih terasa saat terpisahkan oleh jarak. Aku tidak sabar untuk membuka e-mail setiap malam. Telepon internasional seminggu sekali menjadi pelepas dahaga bila aku rindu suaranya. Setiap malam menjelang tidur, aku melihat-lihat foto kami berdua. Dan tak lupa aku mendoakan dia.

Kini Andrew tidak akan mau memandangku lagi. Laporan dari teman-temannya yang melihat aku berkeliaran di diskotik-diskotik dengan lelaki lain membuatnya murka dan tidak mempercayai aku. Dia mengadili aku yang hanya bisa menangis dan berjanji akan menghentikan perbuatanku. Tapi apa daya, di belahan dunia lain, Andrew tidak akan bisa melihat keseriusanku. Dia meminta untuk mengakhiri hubungannya denganku meski aku menangis meraung-raung di telepon. Aku tak berdaya. Dia begitu kerasnya tidak mengampuni kesalahanku.

Yah memang semua itu memang salahku. Tapi apakah aku tidak punya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan? Apakah setiap orang tidak pernah khilaf? Apakah sama sekali tidak ada ampun untukku? Dia dulu mengatakan apa pun yang terjadi akan selalu mencintaiku. Akan selalu menjagaku. Semakin hari cintanya padaku akan semakin besar. Ternyata, bohong! Itu semua hanya bohong belaka!

Saat ini aku jadi ceweq bodoh, sering melamun dan mudah stres. Bukan hanya hubunganku dengan Andrew yang hancur. Hubunganku dengan ayah ibuku juga memburuk. Mereka sudah menyerah menghadapi aku yang hampir setiap hari pulang pagi. Mereka bahkan mengancam akan mengusir aku bila terus menerus seperti ini.

Aku jadi sering membolos sekolah. Prestasiku di sekolah makin hari makin memburuk. Aku telah kehilangan minat untuk belajar dan meraih ranking tinggi di sekolah. Hubungan sosial dengan teman sekolahku juga semakin buruk. Aku malas bergaul dengan mereka. Aku takut mereka mengetahui siapa aku sebenarnya. Aku takut mereka menyebarkan tingkah lakuku sebenarnya. Aku takut..

Aku jadi paranoid! Aku jadi mudah curiga dengan semua orang. Aku jadi sulit tidur dan melamun yang tidak-tidak. Aku jadi sering mimpi buruk dan makin sulit membedakan mana mimpi dan kenyataan. Lama-lama aku bisa gila!

Aku ingin berhenti menggunakan narkoba dan sesegera mungkin meninggalkan dunia gemerlap yang selama setahun ini kugeluti. Tapi aku sulit meninggalkannya. Aku terperangkap di dalamnya!

Ineks! Semua ini gara-gara pil setan itu! Badanku semakin kurus. Mataku cekung dihiasi garis hitam dibawahnya. Aku tidak mengenali wajahku sendiri di hadapan cermin. Bahkan Mamaku sudah mengecap aku sebagai wanita nakal.

Yah.. wanita nakal.. aku memang telah jadi wanita nakal. Aku telah melepaskan keperawananku pada seorang pria yang bukan suamiku. Aku malu pada diriku dan pada orang tuaku. Diriku bukan Tina yang dulu. Tina yang selalu meraih prestasi di sekolah. Tina yang selalu membanggakan orang tua. Tina yang rajin ke gereja. Tina yang lugu dan pemalu. Tina yang selalu jujur dan berterus terang..

Malam itu entah malam keberapa aku ke diskotik dengan Martin. Setelah triping gila-gilaan bersama teman-teman, aku pulang bersama Martin. Sebenarnya aku malas pulang karena masih dalam keadaan on berat. Gara-gara Bandar gede dari Jakarta datang, semua jadi kebanyakan ineks. Badanku terus bergetar tiada henti, dan rahangku bergerak-gerak ke kiri dan kekanan. Dengan eratnya aku peluk lengan Martin seakan-akan takut kehilangan dirinya.

Tidak seperti biasanya Martin mengajakku putar-putar keliling kota. Mungkin dia kasihan melihat aku masih on berat dan tidak tega membiarkan aku sendirian di rumah. Aku sih senang-senang saja. Kuputar lagu-lagu house music agak kencang, meski aku tahu akibatnya bisa fatal.

Tak sampai lima menit, lagu house music dan hembusan hawa AC yang dingin membuat aku on lagi! Aku menggerak-gerakkan badan, kepala dan tanganku di bangku sebelah. Rasanya asyik sekali triping dalam mobil yang melaju membelah kota! Martin tertawa melihat aku memutar-mutar kepala seperti angin puyuh.

“Untung kaca film mobilku gelap. Jadi aku nggak perlu takut orang-orang melihat tingkahmu!” ujarnya.

Hahaha.. rasanya saat itu aku tidak peduli mau dilihat orang, polisi, hansip atau siapa pun juga, aku tidak akan peduli! Lagipula ini masih jam 3 pagi.

Setelah setengah jam kami putar-putar kota, akhirnya kami sampai di daerah sekitar rumah Martin. Martin menyarankan agar aku meneruskan tripingku di rumahnya. Sebab terlalu riskan bila triping di jalanan seperti itu. Kalau sedang sial bisa ketangkap polisi. Aku yang sudah tidak bisa berpikir lagi Cuma mengiyakan semua omongannya.

Sampai di rumahnya, aku langsung diantar ke kamarnya. Sambil meletakkan kunci mobil, Martin menyalakan ac dan memutar lagu house music untukku. Wah dia benar-benar ingin membuat aku on terus sampai pagi! Ok, Aku layani! Kurebut remote ac dari tangannya dan ku setel dengan temperatur paling rendah.

Martin yang sudah drop, begitu mencium bau ranjang langsung hendak merebahkan badannya yang besar itu ke tempat tidur. Tentu saja aku tidak ingin tripping sendiri! Kutarik tangannya dan kuajak dia goyang lagi. Martin mengerang dan tetap menutup wajahnya dengan bantal. Tingkahnya dibuat manja seperti anak kecil. Tidak habis pikir aku segera mencari koleksi minumannya di mejanya. Kusambar sebotol Martell VSOP dan kupaksa dia minum.

Mulanya Martin menolak dengan alasan besok harus kerja. Namun aku memaksa terus hingga dia tak berkutik. Beberapa teguk Martell membuahkan hasil juga. Martin bangun dan duduk didepanku. Aku segera memeluknya dari belakang dan menggodanya dengan manja.

“Kalau kamu mau nemenin aku tripinng.. hari ini aku jadi milikmu.”
“Milikku sepenuhnya..? Ehm.. I love it!” Balas Martin nakal.
“Ya..ehm.. jadi milikmu..” gumamku di dekat telinganya.

Aku memeluknya dari belakang dan menciumi telinganya sampai dia kegelian. Aku terus menggodanya dengan menciumi leher dan bahunya. Tiba-tiba dia membalikkan badan dan menyergapku! Aku kaget juga dan berteriak kecil. Martin mendekapku erat-erat dan balas menciumi wajah, leher dan telingaku. Aku menjerit-jerit kegelian oleh tingkahnya.

Lama-lama ciuman Martin semakin turun ke bawah. Dia melorotkan tali tank-topku dan menciumi buah dadaku dengan ganas sambil mendengus-dengus. Aku bergetar menahan geli dan rangsangan yang hebat. Otot-otot badan dan kakiku terasa kaku semua.

Tidak puas menciumi dadaku, Martin meloloskan bra yang menutupi dadaku sehingga kedua buah dadaku tersembul keluar.

“Woow.. aku paling suka payudaramu!” desisnya.
Aku paling suka kalau keindahan tubuhku dipuji. Dia mengucapkan kata-kata itu dengan mata berbinar-binar sehingga membuatku tersanjung. Tentu saja aku langsung menutupi dadaku dengan kedua tanganku seakan-akan melarangnya untuk melihat.

Sedetik kemudian dia membuka kedua tanganku dan membungkuk kearah dadaku lalu mendekatkan mulutnya ke puting kananku. Dengusan napasnya yang mengenai putingku sudah bisa membuatku menggelinjang. Pelan-pelan lidahnya menjilat putingku sekilas, lalu berhenti dan memandang reaksiku. Aku memejamkan mata dan mendengus. Perasaanku melambung sampai ke awang-awang! Ketika kubuka mataku, dia memandangku sambil tersenyum nakal. Aku memukulnya. Kemudian dia menjilat puting kiriku sekilas. Aku kembali menggelinjang-gelinjang. Aku merasa detik-detik penantian apa yang akan dilakukan Martin pada putingku membuat aku makin penasaran. Aku mengerang-erang ingin agar Martin meneruskan aksinya.

Aku sudah sangat terangsang hingga memohon-mohon padanya agar memuaskan aku. Martin tersenyum manis sekali lalu mulai memasukan putingku ke mulutnya. Putingku dipermainkan dengan mulut dan lidahnya yang hangat. Aku bergetar dan menggelinjang menjadi-jadi. Kepiawaian Martin merangsang dan memuaskan aku sudah terbukti. Rangsangan yang hebat melupakan segala janji yang pernah kubuat.

Martin sangat terangsang rupanya. Aku merasa ada yang mengganjal di bagian bawah perutku dan menyodok-nyodok kemaluanku. Aku membuka kedua kakiku lebar-lebar dan merubah posisi pinggulku agar kemaluanku bergesekan dengan penisnya. Tiap kali penisnya menggesek klitorisku aku mengerang dan merenggut apa saja yang bisa kurenggut termasuk rambutnya. Napas kita yang mendengus-dengus bersahut-sahutan bersaing dengan lagu house music yang memenuhi ruangan.

Martin meneruskan aksinya sambil melepas pakaianku satu persatu hingga aku telanjang bulat. Aku menatap wajahnya dengan perasaan tak karuan. Lalu dia membuka pakaiannya sendiri dan mulai menyerangku dengan ganas.

Aku diciumi mulai mulut turun ke leher lalu ke buah dadaku. Kemudian turun lagi melewati pusar dan bulu kemaluanku. Dia berhenti sesaat sambil melihat aku yang sudah terangsang berat.

“Martin.. cium anuku please..” pintaku terbata-bata.
“Hehehe..” Desisnya pelan.

Lalu tanpa menunggu perintah kedua kalinya, dia mulai merubah posisinya agar mulutnya pas di kemaluanku. Kemudian kakiku dibuka lebar-lebar ke atas sehingga kemaluanku menyembul di antara pahaku. Aku merasa hawa dingin menerpa bagian dalam kemaluanku yang merekah. Aku memejamkan mata berdebar-debar menunggu Martin memulai aksinya.

Martin menciumi sisi luar kemaluanku dengan perlahan. Aku mengerang tertahan dan mengerutkan dahi. Rasanya geli sekali! Ciumannya bergerak ke tengah dan berhenti di klitorisku. Klitorisku diciuminya lama sekali seperti kalau dia menciumi bibirku. Dia mengulum dan kadang menyedot kemaluanku dengan kuat. Aku mendesah-desah keras sekali. Tak tergambarkan rasanya. Lalu ketika lidahnya ikut bermain, aku tak kuat menahan lebih lama lagi. Dibukanya bibir kemaluanku dengan jarinya, lalu lidahnya dimasukan diantaranya. Lidahnya memilin-milin klitorisku dan kadang masuk ke vaginaku dalam sekali.

Erangan panjang menandakan kenikmatan yang tiada taranya. Aku malu sekali ketika orgasme dihadapannya. Ritme ciumannya pada kemaluanku perlahan-lahan mengendur seiring dengan tekanan yang kurasakan. Martin memang hebat. Dia sudah berpengalaman memuaskan ceweq. Dia bisa tahu timing yang tepat kapan harus cepat dan kapan harus pelan. Aku jadi curiga apa dia berprofesi sebagai gigolo yang biasa memuaskan Tante-Tante kesepian. Hehehe..

“Lho kok cepat? Udah terangsang dari tadi ya?” tanyanya sambil senyum-senyum mesum.

Mukaku memerah ketika aku tak bisa menjawab pertanyaannya. Aku memukulnya dengan bantal sambil menggodanya. “Kamu gigolo ya? Kok hebat banget?”

“Eh, gigolo! Kurang ajar! Gua ini memang Don Juan Surabaya ya! Belum pernah ada ceweq yang tidak puas kalau main denganku!” katanya pongah.

“Teman-temanku sampai menjuluki aku ‘Sex Machine’!” lanjutnya.

“Ngibul! kamu pasti gigolo!” godaku sambil memukulnya dengan bantal lagi. Kami perang mulut selama beberapa saat.

Kemudian Martin mengakhirinya dengan berkata, “Enak aja menghinaku! Sebagai balasannya, nih..” Martin melompat kearahku dan memasukkan kepalanya diantara kakiku.

Dia langsung melumat kemaluanku dengan mulutnya lebih ganas lagi padahal kemaluanku masih berdenyut-denyut geli. Aku menjerit-jerit karenanya. Gelinya luar biasa! Entah apakah kemaluanku sudah sangat basah atau tidak, aku mendengar bunyi berkecipak di kemaluanku. Rasa geli yang menerpa segera berubah menjadi nikmat. Aku terhanyut lagi dalam permainan lidahnya.

Aku orgasme untuk yang kedua kalinya. Badanku rasanya lemas semua. Malam itu aku mudah sekali orgasme. Entah apa mungkin itu karena pengaruh ineks atau memang aku sudah dalam keadaan puncak, aku tidak tahu..

Kami break sebentar. Martin tidur terlentang. Kulihat penisnya berdiri tegak bagai tugu monas. Kepalanya yang merah mengkilat karena cairan maninya meleleh keluar. Aku duduk di dipangkuannya dan memegang penisnya yang keras.

“Lho, sejak kapan celana dalammu lepas? Aku kok nggak tahu?” tanyaku.

“Hehehe.. kamu merem terus dari tadi sampe nggak tahu kalo burungku udah menunggu-nunggu ditembakkan ke sasaran!” candanya.

Aku kasihan padanya. Kuelus-elus penisnya sambil menggodanya. Lalu aku naik ke atas tubuhnya dan duduk tepat diatas penisnya. Martin tampak terangsang melihat tindakanku. Kugoyang-goyangkan pinggulku maju mundur diatas penisnya sambil kuelus-elus dadanya. Martin memejamkan matanya sambil merasakan sentuhan-sentuhan kemaluanku di penisnya. Aku juga merasa geli-geli nikmat saat penisnya yang keras dan licin menggeser klitorisku.

Lama-lama Martin tidak kuat menahan rangsangan. Dia bangkit dan memeluk tubuhku. Kami berciuman. Tanpa mempedulikan bau cairan vaginaku di mulutnya, aku terus menggoyangkan pinggulku maju mundur. Kemaluanku yang basah semakin memudahkan penis Martin bergesekan diantar bibir kemaluanku. Gerakan kami makin lama makin liar, sampai akhirnya pertahananku runtuh!

Penis Martin mengoyak keperawananku! Kepala penisnya selip dan masuk ke vaginaku. Aku menjerit kaget dan gerakanku terhenti. Untuk sesaat aku merasa sakit karena ada benda sebesar itu masuk ke vaginaku. Martin juga berhenti dan hendak mencabut penisnya dari vaginaku. Namun aku mencegahnya. Aku benar-benar terhanyut dalam fantasiku sendiri akan kenikmatan persetubuhan. Kupeluknya erat-erat tubuhnya. Disamping rasa sakit, aku merasakan suatu kenikmatan yang lain. Aku ingin merasakan lebih lama lagi.

Secara tak sadar aku merendahkan pinggulku perlahan-lahan sampai penis Martin memenuhi liang vaginaku. Rasanya sungguh luar biasa! Aku memeluk Martin sekuat tenaga dengan napas terputus-putus. Kucengkeram punggungnya dengan kuku jariku tanpa peduli dia kesakitan atau tidak. Tak terlukiskan perasaanku saat itu. Aku mengerang-erang. Rasanya seluruh sarafku terputus dan terpusat di kemaluanku saja. Martin membiarkanku sesaat menikmati moment ini. Dia pasti juga sedang menikmati koyaknya selaput daraku.

Perlahan-lahan Martin mulai menggoyangkan pinggulnya. Penisnya bergerak-gerak perlahan dalam kemaluanku. Aku mendesah mengaduh-aduh menahan nikmat dan geli. Vaginaku masih sangat sensitif sampai sampai aku tidak tahan ketika penisnya digerak-gerakkan. Aku menatap sayu pada Martin.

“Kenapa aku nggak tahu kalau ML seenak ini? Kalau tahu, aku sudah dari dulu mau making love sama kamu!” kataku parau.

Mendengar perkataanku, sesaat Martin hanya memandangku tanpa ekspresi. Aku tidak dapat menebak apa yang ada dipikirannya. Lalu dengan pandangan yang menyejukkan, dia mencium keningku dan pipiku. Aku menjadi tenang dan damai. Martin, aku sayang padamu, aku sayang padamu, aku sayang padamu. Tak ada lagi Andrew dalam kamusku. Aku hanya sayang padamu kataku dalam hati. Sex jauh lebih memabukkan daripada extacy! Aku tak bisa berpikir jernih! Yang ada dipikiranku hanya terus dan terus.. tanpa akhir..

Martin mulai menggerakkan penisnya keluar masuk vaginaku. Mulanya perlahan, lama-lama semakin cepat. Rasanya mau mati saking nikmatnya. Aku tak bisa berkata apa-apa. Hanya erangan dan desahan yang keluar dari mulutku. Dorongan penisnya yang menghujam keluar masuk ke dalam vaginaku membuatku tak berdaya.

Malam itu aku orgasme empat kali. Martin menumpahkan spermanya di perutku dan terkapar disebelahku. Aku juga terkapar kelelahan. Saking lelahnya aku sampai tidak kuat untuk bergerak mengambil tissue untuk membersihkan spermanya yang tumpah di perutku. Ternyata orgasme saat ML jauh lebih nikmat daripada dengan oral seks. Sungguh berbeda..

Setelah terkapar beberapa saat, Martin membopongku ke kamar mandi dan memandikan aku. Aku terus menerus memandang wajahnya dan mencari-cari sinar apa yang terpancar di wajahnya. Apakah dia benar mencintaiku atau aku hanya salah satu perempuan koleksinya? Aku terus memeluknya saat dia membasuh tubuhku dengan air hangat dan membersihkan kemaluanku. Kemudian setelah membersihkan diri, kami tidur kelelahan.

*****

Besoknya saat aku bangun, Martin sudah tidak ada di sebelahku. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul sembilan. Detik berikutnya aku baru sadar kalau tidur telanjang bulat dan hanya ditutupi selimut. Perlahan-lahan memoriku memutar balik kejadian tadi malam. Agak susah mengingat kejadian semalam setelah pakai ineks dan minum minuman beralkohol.

Setelah ingat semua, dengan lunglai aku bangkit dan melihat kemaluanku. Kuraba dan kupegang kemaluanku. Rasa nikmat dan geli semalam masih terbayang di pikiranku. Pikiran jelek mulai menggangguku. Aku sudah tidak perawan! Aku sudah kehilangan keperawananku di usia ke 16 dengan cowoq yang bukan pacarku maupun suamiku! Edan! Aku lepas kendali!

Kata-kata Ling mulai teringat kembali. Saat dia kehilangan keperawanannya pertama kali, dia menangis menjadi-jadi semalaman. Namun sekarang dia sudah biasa dan malah sering making love. Aku teringat saat Ling mengenalkan Martin padaku, dia memperingatkan Martin agar jangan macam-macam padaku. Berbagai macam kejadian dari awal aku kenal kehidupan malam sampai saat ini lalu lalang dalam pikiranku seakan-akan menyindirku. Sekarang semuanya telah terjadi! Aku tak percaya! Aku jadi seperti Ling!

Aku ingin menangis menyesali semuanya! Namun sudah terlambat! Apalagi saat aku melihat setitik noda hitam pada sprei. Aku langsung menangis menjadi-jadi. Aku merasa berdosa! Bayangan wajah Papa Mamaku berkelebat berganti-ganti dalam benakku. Aku merasa berdosa pada Papaku, pada Mamaku, pada kakakku, pada seluruh keluargaku!

Aku ke kamar mandi untuk membersihkan diriku! Aku merasa kotor dan hina! Aku bukan Tina yang dulu lagi! Masa depanku hancur! Siapa yang mau sama aku! Cowoq mana yang mau menerima ceweq seperti aku! Ceweq yang sudah tidak utuh lagi! Ceweq murahan! Aku benci diriku sendiri! Aku benci semua orang! Aku menangis lama sekali di kamar mandi. Kutumpahkan semua perasaanku dalam air mata yang segera tersapu guyuran air hangat. Hingga akhirnya aku tergeletak lemas di lantai kamar mandi.

Setelah bosan menangis, aku segera beranjak dari kamar mandi dan mengenakan pakaian. Kuambil ponselku dan kukirim SMS pada Ling. Aku minta dia menjemputku di rumah Martin. Ling menyanggupi dan berjanji akan menjemput aku sepulang sekolah pukul 13.00

Pukul sebelas Martin pulang ke rumah. Tiba-tiba perasanku jadi campur aduk saat kudengar suara mobil Martin memasuki rumah. Ada perasaan jengkel yang menggebu-gebu padanya.

“Kok berani-beraninya orang segede dia menjerumuskan anak kecil! Dasar hidung belang!” pikirku jengkel.

Aku duduk di ranjang menghadap pintu sambil menunggu dia masuk. Kusiapkan wajah sesuram mungkin agar dia tahu kalau aku marah padanya. Aku sudah mempersiapkan diri untuk mendiamkannya selamanya. Pokoknya dia harus tahu kalau aku marah!

Martin yang sepuluh tahun lebih dewasa tahu bagaimana harus bertindak menghadapi aku. Dia diam saja saat aku mendiamkannya. Lalu mulai mengajakku makan. Aku menolak. Dia terus mengajakku bicara dan bercerita kalau dia bangun kesiangan sehingga terlambat kerja. Dia pura-pura tidak tahu aku marah padanya. Sejurus kemudian dia mulai memelukku dan mengatakan kalau dia segera pulang karena khawatir aku belum makan atau kesepian di rumah.

Lama-lama aku kasihan juga padanya. Dia baik padaku. Sebenarnya yang salah aku. Aku yang memaksanya melakukan itu. Padahal kemarin dia sudah mau tidur, aku malah merangsangnya habis-habisan. Yah, aku yang salah. Seperti membangkitkan macan tidur. Aku pun mulai melunak. Aku mulai menjawab pertanyaannya sepatah-sepatah sampai akhirnya suasana mulai cair.

Mengerti umpannya mengena, Martin mulai merayuku dan menggodaku. Aku tidak tahan digoda dan mulai membalas godaannya.

“Martin, kamu harus bertanggung jawab! Kamu harus kawin sama aku!” serangku.

“Jangan kuatir sayang! Aku ini dari dulu juga suka sama kamu. Cuma aku takut kamu yang nggak mau sama aku karena aku terlalu tua. Hahahaha..” balasnya.

Aku tidak peduli pikirku. Toh aku juga merasa cocok dengan Martin. Dia begitu dewasa. Dia bisa momong aku. Masalahnya, dia sepuluh tahun lebih tua dari aku. Apa orang tuaku setuju aku menikah dengannya?

Pikiranku sudah jauh lebih baik sekarang. Martin memelukku erat-erat dan menghiburku. Aku jadi makin sayang padanya.

Akibat kejadian malam itu, hampir tiap hari aku making love dengannya. Kami melakukan di rumahnya, di hotel, di kamar mandi, di mobil dan dimanapun kami mau! Berbagai posisi kami lakukan. Aku benar-benar ketagihan bersenggama! Bahkan kami pernah menginap seharian di hotel dan tidak keluar kamar sama sekali. Saat itu aku sampai orgasme sebelas kali waktu making love dengannya! Benar-benar liar dan tak terkontrol!

Acara tripping selalu dilanjutkan dengan making love. Kesukaan kami adalah triping sambil telanjang bulat berdua di kamar Martin sambil bercumbu. Asyik sekali rasanya! Saat pengaruh ineks menurun, kami bersenggama atau melakukan oral seks untuk membuat on lagi. Setelah benar-benar habis, kami lanjutkan dengan minum minuman keras. Edan..

Dua bulan terakhir ini aku jarang kontak dengan Martin. Martin sibuk dengan pekerjaannya, sedangkan aku sibuk diadili oleh keluargaku. Mereka marah besar padaku dan mengawasiku dengan ketat. Ponselku disita sementara. Telepon untukku disortir sama orang tuaku. Kemana-mana selalu diantar sopir ayahku. Pokoknya aku jadi tahanan rumah!

Entah siapa yang salah! Aku tak perlu menyalahkan siapa saja selain diriku sendiri. Aku sendiri pun menyesal menyadari kondisiku sekarang. Orang luar pada bingung melihat tingkahku. Aku hidup di dalam keluarga yang harmonis. Orang tuaku sayang dan perhatian padaku. Tapi kok bisa aku terjerumus jadi seperti ini?

Hahaha.. memang bodoh apa yang kulakukan. Penyesalan sudah tidak ada gunanya lagi. Entah sampai kapan aku bisa berhenti dari dunia gila ini? Aku pun sudah mula

Mobil Lipat Karya Anak SMA

|| || || Leave a komentar
Anak SMA bikin mobil? Wow keren ya! Lebih keren lagi mobilnya bisa dilipat, guys! Penciptanya adalah Wisnu Cahyo Purnomo, siswa SMA Muhammadiyah 1 di kota Yogyakarta. Dia membuat prototype mobil lipat minimalis, sebagai salah satu solusi mengatasi keterbatasan ruang parkir kendaraan bermotor.
Dalam kondisi “normal”, mobil satu penumpang tersebut memiliki panjang 220 cm, tetapi saat dipendekkan hanya memiliki panjang 180 cm. Prototipe mobil lipat itu menggunakan kerangka besi dengan mesin kompresor dan bisa melaju hingga 40 kilometer per jam.

Wisnu membutuhkan waktu sekitar delapan bulan untuk mewujudkan idenya menjadi sebuah mobil yang bisa dijalankan. Ia membutuhkan bantuan bengkel las untuk membuat badan mobil. Mobil lipat tersebut telah memenangkan penghargaan khusus “Display Terbaik” dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2012 yang digelar di Jakarta tahun lalu.

Saat ini, mobil hanya bisa digunakan untuk pengemudi aja, dan membawa barang bawaan saat mobil dipanjangkan. Menurut Wisnu nanti, akan ada perbaikan-perbaikan lagi agar mobil bisa semakin sempurna dan benar-benar bisa dioperasikan di jalan raya.

Keren banget deh pokoknya inovasi yang dilakukan Wisnu. Dia ngasih solusi ke masalah yang ga pernah kita pikirkan. Simple things do matter banget ya, Mindtalkers?

Cerita Sex Gadis Bernama Dini yang Cantik

|| || , || Leave a komentar
Cerita Sex Gadis Bernama Dini yang Cantik - Selamat datang pengunjung Bandar-cerita, kali ini akan memberikan cerita yang paling hot dari seorang anak SMA yang bernama Dini. Cerita Sex Terbaru, Cerita SeX Paling Hot, Cerita SeX 2013, untuk sobat yang sedang mencari informasi mengenai Kumpulan Cerita Sex saya akan memberikan dengan judul Cerita Sex Gadis bernama Dini yang Cantik

Cerita Sex 2013 - Aku baru saja tidur di ranjangku ketika tiba-tiba pintu kamarku digedor dengan keras dan suara teriakan adikku menyeretku kembali ke alam sadar. Aku mengumpat dalam hati karena jadi tak bisa istirahat setelah kuliah dari pagi sampai sore, tapi akhirnya aku pun berjalan ke pintu dan membukanya.

Ketukan di pintu dan suara teriakan adikku pun terhenti ketika pintu kamarku kubuka.

Sesosok wajah manis tersenyum nakal menatapku. Pemilik wajah manis itu adalah adik perempuanku, Dini. Dia baru berusia 16 tahun, baru duduk di kelas 1 SMU. Amarahku pun pudar saat melihat Dini tersenyum. Gimana seseorang bisa marah bila menghadapi wajah Dini yang cantik manis dengan senyum polos dan sweet?
Aku jadi teringat komentar temen-temenku yang sering bilang kalo aku ini beruntung banget bisa tinggal di sarang bidadari. Bidadari yang mereka maksud adalah Dini adikku, mamaku, serta kakak perempuanku yang dua tahun lebih tua dari aku, namanya Sarah. Dalam hati aku tak bisa menyalahkan komentar teman-temanku itu.

Kak Sarah memang cantik dengan tubuh tinggi semampai, rambut ikal kemerahan serta bibir sexy yang menjadi nilai plus kecantikannya. Kecantikan yang sangat mendukung karirnya sebagai model. Dan mamaku aahh�. Mamaku tak kalah cantik dari kedua putrinya. Walau sudah berusia hampir kepala empat tapi orang-orang banyak yang mengira mamaku berusia tak jauh dari kak Sarah yang berusia 22 tahun. Banyak yang menyangka mereka bukan mama dan anak tapi kakak adik. Badan mama masih sangat bagus karena dia termasuk maniak fitness. Payudaranya besar mengingatkan aku akan bintang porno yang sering kutonton di vcd BF koleksiku.

�Ehh kak Joe kok malah ngelamun sih? Belum sadar 100 persen ya hi.. hi� hi�.�
�Dasar anak bengal. Ngapain sih kamu gangguin kakak. Kakak cape banget nih.�
�Gak usah sewot gitu dong kak. Tadi ada telpon dari Oom Parman, katanya kakak disuruh cepet-cepet kerumahnya. PENTING.�
�Oom Parman siapa?�
�Itu si Prof yang rumahnya di ujung jalan. Masa gak inget sih? Dulu kan kakak doyan banget maen kerumahnya.�

�Profesor Suparman?? Dia udah balik?�
�Iya, Profesor Suparman yang itu. Eh, kak. Kenapa sih kakak kok bisa temenan sama orang aneh kayak gitu, usia kakak kan beda jauh sama dia? Lagian kata orang-orang si Profesor itu agak gini ni.�, kata Dini sambil menyilangkan telunjuknya di depan dahinya.
�Hush, jangan omong sembarangan. Prof itu sebenernya orang baik kok, cuma agak nyentrik. Ya udah deh, sekarang kakak mo mandi, trus ke rumah si Prof.�
�Oh ya kak. Dini kan udah capek-capek nyampein pesen buat kakak Trus sebagai ongkosnya, tadi coklat punya kakak yang ada di lemari es udah Dini makan he� he� he��, kata Dini sambil berlari meninggalkan aku.
�DDIIIIINNIIIIII��.., itu kan coklat mahal oleh-oleh temen kakak dari Amrik!!!!!!�

Dengan hati jengkel karena dikerjain si Dini, aku pun mandi. Selama mandi pikiranku melayang memikirkan Profesor. Kapan dia balik? Ada perlu apa dia? Memang nggak salah kalo banyak yang mengira dia orang yang aneh. Tiga tahun lalu tiba-tiba dia menghilang tanpa jejak, lalu sekarang tiba-tiba muncul. Profesor Suparman sebenarnya bukan orang gila seperti anggapan orang-orang. Malah dia adalah seorang yang sangat jenius. Mungkin karena kejeniusannya itulah maka dia menjadi kurang bisa bersosialisasi dengan orang lain. Satu-satunya temannya di komplek ini adalah aku. Aku pertama kali kenal dengan si Prof waktu berumur 15 tahun. Suatu hal yang sangat lucu, karena si Prof usianya sudah hampir kepala empat waktu itu. Tapi perbedaan usia tidak menghalangi persahabatan kami. Bagiku si Prof orang yang cukup asyik buat temenan asal kita sudah terbiasa dengan sifatnya yang aneh dan nyentrik.

Aku bisa bebas curhat sama dia dan si Prof mendengarkan segala macam curhatku tanpa men-judge perbuatanku seperti orang-orang tua lainnya. Dan satu hal yang paling aku sukai dari persahabatanku dengan Prof adalah aku bisa memanfaatkan rumahnya untuk menyetel kaset dan vcd porno yang aku pinjem dari temen-temenku he he he. Yaa� Blue Film merupakan satu hal yang membuat kita kompak. Si Prof ternyata getol banget nonton BF dan tentu saja dia tidak akan lapor ke orangtuaku bila aku nyetel BF di rumahnya. Malah jika dia punya film porno yang baru, dia juga menelpon aku dan mengajak aku nonton bareng di rumahnya. Dasar orang nyentrik. Pertemanan kami berjalan sampai dua tahun, dan ketika aku berumur 17 tahun, tiba-tiba Prof. Suparman menghilang tanpa kabar. Dia pun tak pernah menghubungi aku sampai saat ini. Aku pun segera menyelesaikan mandiku dan bersiap pergi ke rumah Profesor.

* * * * * * * * *
Aku memasuki pelataran rumah besar yang tampak tak terawat di ujung jalan komplek. Seorang wanita yang ada di rumah seberang tempat Profesor mengamatiku dengan pandangan aneh. Aku tersenyum sekedar basa-basi lalu segera menuju pintu depan rumah Profesor dan memencet bel pintu.
Ding Dong� Ding Dong�.

Tak lama pintu itu pun terbuka. Wajah bulat culun dengan rambut yang mulai memutih tersenyum lebar melihatku. Pemilik wajah itu bertubuh gemuk pendek, terlihat lucu dengan pakaiannya yang sama sekali nggak matching, baju model hawai warna hijau dengan kembangan kuning, serta celana gombrong warna merah terang (kaya lampu lalu linta merah, kuning , ijo he.. he.. he.. ). Orang nyentrik ini adalah Profesor Sudarman.
�Ha..ha..ha� selamat datang sobat lama. Masuk�. masuk�.. aku punya kejutan buat kamu ha.. ha.. ha..�, suara berat sang Profesor yang dulu akrab di telingaku membuatku nyaman.

Aku teringat masa kami dulu sering bersama. Tak kusangka orang seaneh si Prof, ternyata bisa membuatku kangen. Aku mengikuti Profesor masuk ke dalam rumahnya. Ruang tamu yang berantakan menjadi pemandangan yang kulihat saat memasuki rumah Profesor. Kertas dan tumpukan dokumen berserakan di atas meja dan sofa. Aku tersenyum melihat semua itu. Memang si Prof suka sembarangan kalo mengerjakan experimennya.

�He, Joe. Kamu udah pernah ML nggak?�, tanya Profesor tiba-tiba.
�Ha??! A..apa Prof?�, jawabku gelagapan.
�ML�. Making Love. Seks. Udah pernah belom?�, tanya Profesor lagi.
�Apaan sih, Prof?!! Lama nggak ketemu, tau-tau nanya kayak gitu.�

Aku teringat kalo si Prof memang kadang-kadang suka ngomong yang sama sekali nggak nyambung. Tapi kali ini aku bener-bener kaget dia nanya kayak gitu.
�Sudah. Kamu jawab saja pertanyaanku. Kamu sudah pernah ML atau belum?�, tanya Profesor lagi, cuek dengan kebingunganku.
�Nng� pernah sih. Sekali, sama bekas pacar gue dulu. Udah ah, jangan nanya yang aneh-aneh. Sekarang mending Prof jelasin kemana aja selama ini? Tiba-tiba ngilang nggak ada kabarnya.�
�Tiga tahun ini aku mengerjakan experimenku yang paling baru dan paling spektakuler. Dan akhirnya aku berhasil. Aku memang jenius ha.. ha.. ha� Dan untuk semua itu, aku berterima kasih sama kamu Sobat muda ku. Kamu yang sudah memberiku ide untuk penemuanku ini.�

�Aku???? Memangnya aku pernah ngasih ide apa? Apa sih yang sudah Prof ciptain?�, tanyaku bingung.
�Kamu inget film yang terakhir kali kita tonton bareng disini sebelum aku pergi?�
�Film?? Yang mana Prof?�, tanyaku masih bingung.
�Itu film BF semi yang judulnya The Click yang kamu pinjem dari temen SMA mu dulu.�

Pikiranku melayang ke masa lalu. Aku mencoba mengingat tentang film yang dimaksud Profesor Suparman. Sejenak kemudian aku pun teringat. Tiga tahun yang lalu, aku pernah mengajak Prof nonton BF yang kupinjem dari temenku. Judulnya The Click. Kisahnya tentang sebuah alat milik makhluk luar angkasa yang disimpan dalam sebuah piramid kuno.

Alat itu disebut The Click, sebuah alat yang bisa membangkitkan gairah seksual manusia. Jika dinyalakan maka orang-orang disekitarnya akan menjadi horny lalu ML sama siapa saja disitu. Filmnya lumayan bagus. Seks dan komedi bergantian mengisi alur ceritanya. Aku ingat saat aku dan Profesor selesai menonton film, tiba-tiba si Prof berteriak, �Brillian, benar-benar brilian�. Setelah itu Prof menyuruhku pulang. Lalu keesokan harinya tiba-tiba dia menghilang tanpa kabar. Sebersit pikiran melintas di kepalaku. Pikiran yang membuatku hampir tak percaya.

�Tunggu, tunggu. Ja.. jadi maksud Prof, Profesor nyiptaiin alat itu? The Click?�, tanyaku memastikan pertanyaan yang tadi melintas dikepalaku.
�Ha� ha� ha�. kamu benar. Aku sudah berhasil menciptakan The Click. Aku memang jenius ha.. ha..�

Aku bengong menatap pria setengah baya itu. Aku tak percaya mendengar pengakuan Profesor. Bisa-bisanya dia menganggap serius hal konyol seperti The Click. Dan yang lebih mencengangkan aku adalah Profesor meng-klaim bahwa dia sudah berhasil menciptakan alat itu. Benar-benar orang yang aneh.
�Joe, kamu nggak percaya kalo aku bisa menciptakan The Click? Tunggu�. Nah, ini dia, The Click�, kata Profesor Suparman sambil menyerahkan benda kecil yang dia ambil dari sakunya. Aku menerima benda itu dari profesor.
Aku mengamati benda itu dengan rasa tak percaya. Benda itu adalah sebuah kotak hitam kecil dengan tombol berbentuk hati berwarna merah muda. Benarkah benda aneh ciptaan Profesor ini adalah The Click?
�Kamu masih nggak percaya Joe? Bagaimana kalo kita buktikan sekarang?�, tantang si Prof.
�Gimana ngebuktiinnya Prof?�
�Tadi aku lihat rumah yang ada di depan itu kayaknya sekarang ditempati pasangan yang masih muda. Dan aku lihat yang perempuan cantik dan cukup sexy, ngingetin aku sama mama kamu. Siapa sih dia?�, tanya Profesor.
Aku teringat sosok cantik yang tadi melihatku saat aku memasuki rumah si Prof.

Wanita itu adalah bu Rita, isteri dari pak Dimas. Pasangan muda itu memang termasuk pendatang baru di komplek ini. Mereka baru pindah kesini setahun yang lalu, jadi pantas saja kalo si Prof nggak kenal sama mereka. Mbak Rita (aku biasa memanggilnya mbak, karena dia masih berumur 28 tahun) memang cantik. Dia dan ibuku adalah istri idaman semua suami yang ada di komplek ini. Mbak Rita adalah seorang pengacara, sedangkan suaminya, mas Dimas, bekerja menjadi pilot. Aku menjelaskan semua ini kepada si Prof tanpa mengerti apa maksud Profesor sebenernya.

�Hhhmm� Rita Rita. Nama yang cantik, secantik orangnya. Jadi dia seorang pengacara yaa. Nngg.. kalo begitu bagaimana kalo kamu mengundang dia kesini. Bilang aja kalo aku akan sewa dia sebagai konsultan hukum. Kamu bilang ke Rita, kalo aku mau konsultasi tentang segala masalah hukum mengenai hak paten penemuanku yang paling baru.�, kata Profesor.
�Trus??�, tanyaku masih bingung dengan jalan pikiran si Prof.
�Ya, udah. Kamu sekarang kesana, lalu ngomong seperti yang aku suruh tadi. Pokoknya kamu harus bujuk dia supaya mau kesini.
�Nngg� tapi Prof..�
�Sudah, kamu jangan banyak omong. Cepat ajak dia kesini, ntar kamu pasti nggak akan menyesal deh. Aku jamin.�
Aku pun akhirnya meninggalkan rumah Profesor Suparman masih dalam keadaan bingung.

�Selamat sore, mbak Rita.�, sapaku pada sosok cantik yang sedang menyiram tanaman di halaman rumahnya.
�Sore. Oh, kamu Joe. Ada apa? Tumben maen kesini. Disuruh mama yaa?�, jawab mbak Rita dengan ramah.
Hari ini mbak Rita memakai daster terusan dengan kancing di bagian depan. Pakaiannya yang sederhana itu tak bisa menutupi fakta kalo dia memiliki tubuh dengan lekak-lekuk yang menggairahkan.
�Oh, nggak kok mbak. Aku nggak disuruh mama. Aku dimintain tolong sama Profesor Suparman yang tinggal di depan situ.�

�Profesor Suparman?? Yang katanya agak nggak waras itu yaa. Apa benar kalo dia itu agak gila?�
�Itu sama sekali nggak bener mbak. Profesor orangnya 100% waras dan sebenernya dia baik kok. Cuma dia memang orang yang jenius. Mbak tahu kan, orang jenius kan suka nyentrik dan aneh kelakuannya. Dia juga kurang bisa bergaul dan berinteraksi dengan orang-orang. Makanya deh banyak gosip yang mengatakan si Prof agak gila. Tapi itu semua nggak bener kok. Masa aku mau bertemen sama orang gila?�, jelasku pada mbak Rita.
�Ooh, begitu toh. Trus dia minta tolong apa sampe kamu kesini?�, tanya ibu muda yang cantik itu.

�Begini, mbak. Profesor Suparman menemukan beberapa alat baru tapi dia bingung tentang persoalan mengenai hak paten jika dia mau mematenkan penemuannya itu. Nah, waktu saya cerita kalo mbak Rita seorang pengacara, Profesor Suparman minta aku untuk mengundang mbak Rita kerumahnya agar dia bisa konsultasi masalah paten sama mbak Rita. Profesor nggak keberatan kalo mbak Rita mau mengenakan tarif konsultasi untuk pertolongan mbak. Gimana mbak?�

�Nngg� bagaimana yaa? Kenapa nggak ke pengacara yang lain saja.�, tanya wanita itu terlihat ragu.
�Kan tadi saya sudah cerita kalau si Prof agak kurang bisa bergaul sama orang lain. Makanya dia sering minder kalo harus bicara ke orang yang sama sekali asing. Walaupun Profesor Suparman belum kenal dengan mbak Rita, tapi karena mbak Rita adalah tetangga, dan juga aku cerita kalo mbak Rita itu selain cantik juga baik sekali, si Prof akhirnya minta tolong ke aku untuk mengundang mbak Rita kerumahnya.�, rayuku pada ibu muda itu.

�Kamu memang bisa aja Joe. Masak orang kayak aku dibilang cantik, baik. Gombal.�, jawab mbak Rita sambil tersenyum malu. Memang wanita itu paling seneng kalau dipuji.
�Kalo aku bilang mbak Rita nggak cantik, aku bener-bener orang yang berdosa dan tukang bohong.�, jawabku yang membuat wanita cantik makin tersipu malu.

�Sudah, joe. Jangan nge-gombal terus. Mmm.. kenapa nggak kamu ajak Profesor Suparman kesini saja.�
�Penemuan si Prof serta dokumen-dokumennya kan ada di rumah dia. Jadi mendingan mbak saja yang kesana. Biar si Prof bisa menjelaskan penelitiannya dengan lebih detail.�

�Wah� bagaimana ya? Mas Dimas lagi terbang keluar kota. Si kecil Andi lagi bobok, kalo nanti dia terbangun gimana?�
Andi adalah anak dari pasangan muda itu. Umurnya baru satu tahun.
�Khan ada mbok Darmi. Mbok Darmi kan bisa ngejagain Andi selama mbak nggak ada. Lagian mbak kan cuma pergi kedepan rumah doang. Kalo ada apa-apa mbok Darmi bisa manggil mbak Rita.�, rayuku pada mbak Rita yang masih terlihat ragu.

�Nngg� baik deh. Tapi kamu harus temenin mbak kesana. Mbak kan belum kenal dekat sama pak Parman.�, jawab mbak Rita setelah berpikir sejenak.
Aku dan mbak Rita segera menuju ke rumah Profesor setelah dia menyuruh mbok Darmi untuk menjaga Andi.

�Suparman. Profesor Suparman.�
�Rita�
Profesor Suparman dan mbak Rita berkenalan setelah kami semua masuk ke ruang tamu rumah Profesor. Profesor terlihat sangat kagum dengan kecantikan ibu muda itu. Sedangkan mbak Rita terlihat sedikit canggung. Mungkin masih kepikiran tenteng gosip kalo Prof itu orangnya agak gila.
�Hoi, Prof. Tamunya disuruh duduk dulu dong. Masak wanita secantik mbak Rita disuruh berdiri terus.�, kataku mencoba mencairkan suasana.

�Wah, saya benar-benar nggak sopan. Maaf ya bu. Silahkan duduk. Maaf kalau ruangannya agak berantakan. Maklum rumah ini nggak pernah mendapat sentuhan seorang wanita.�, kata Profesor.
�Nggak apa-apa kok pak.�, jawab mbak Rita.
Profesor Suparman duduk di sofa yang kecil dekat pintu masuk. Aku duduk di sofa kecil di seberang profesor. Di tengah kami ada meja panjang. Lalu mbak Rita duduk di sofa besar di samping meja panjang itu.
�Apa yang bisa saya bantu, pak?�, tanya mbak Rita.

�Mmm.. begini Bu. Saya baru menciptakan beberapa penemuan yang rencananya mau saya patenkan. Tapi saya kurang tahu mengenai masalah-masalah hukum yang harus dilakukan dalam proses perolehan hak paten. Makanya saya mau konsultasi dengan ibu Rita mengenai masalah itu.�, kata Profesor.
Aku melihat diam-diam si Prof menekan tombol berbentuk hati pada The Click yang ada di genggamannya. Mbak Rita kelihatannya tak memperhatikan perbuatan Profesor itu.

�Memangnya apa alat yang akan bapak patenkan itu apa?� tanya mbak Rita.
Aku merasa ada yang aneh. Tanpa sebab, tiba-tiba aku merasa gairah birahi melandaku. Celanaku mulai terasa tak nyaman, karena joe jr yang ada didalamnya mulai memberontak. Pandanganku seakan tertarik ke arah mbak Rita. Wajah mbak Rita yang cantik terlihat semakin cantik dalam pandanganku. Hidungnya yang mancung. Bibirnya yang ranum seakan membuatku ingin menciumnya. Dadanya hhmm� Ingin rasanya aku meremas dada yang montok itu. Aku ingin menggigitnya gemas, ingin menjilat dan menghisap putingnya. Aahh� pasti nikmat rasanya.

Aku menggoyang-goyangkan kepalaku, mencoba menghilangkan segala macam pikiran kotor yang tiba-tiba merasuki otakku. Tapi tak berhasil, gairah itu masih menghinggapiku. Bahkan bertambah lama, bertambah kuat. Percakapan Profesor dan mbak Rita tak lagi aku pedulikan. Mataku menatap lekat ke wajah mbak Rita. Pandanganku bergerak liar menelusuri tubuhnya yang sexy. Mbak Rita terlihat gelisah. Duduknya mulai tak tenang seakan dia menahan sesuatu. Ucapannya mulai terpotong-potong, nafasnya terlihat agak berat. Aku menoleh kearah Profesor. Dia tersenyum lebar memperhatikan kegelisahan mbak Rita. Lalu Profesor berdiri, dan menutup serta mengunci pintu depan.

�Nngg� kok pin..pintunya ditutup pak?�, tanya mbak Rita. Profesor tak memperdulikan pertanyaan mbak Rita. Dia berjalan mendekati kursi tempat mbak Rita duduk, lalu dia duduk di sebelah wanita cantik itu.
�Kamu cantik sekali Rit.�, kata Profesor Suparman sambil tangannya dengan berani mengelus paha mbak Rita.
�Pak Parman. Jangan kurang ajar pak.�, kata mbak Rita marah. Tapi anehnya dia membiarkan tangan si Prof tetap mengelus-elus pahanya. Nafas mbak Rita terlihat makin berat. Matanya menatap sayu.
�Gila!�, pikirku dalam hati. Aku mengucek mataku seakan tak percaya. Aku seperti melihat bahwa mbak Rita malah menikmati permainan nakal tangan Profesor di pahanya. Mulut mbak Rita terus berkata memperingatkan agar si Prof menghentikan tingkah kurang ajarnya, tapi di sisi lain dia membiarkan tangan si Prof bergerak bebas dengan liar.

�Ah.. to..tolong hentikan semua ini pak. Saya aah.. saya sudah bersua hhmm.. hhmmm..�, kata mbak Rita sambil diiringi desahan lirih. Sebelum kata-kata itu selesai, bibir profesor segera menghentikannya dengan ciuman. Yang lebih aneh lagi, mbak Rita ternyata membalas ciuman Profesor Suparman dengan tak kalah panasnya.
�Hhmmmpp�.ah�hhmmp��

Desahan kedua orang yang berciuman itu membuatku tak lagi bisa tinggal diam. Aku segera duduk di sebelah mbak Rita sehingga wanita cantik itu kini duduk diapit aku dan Profesor. Leher jenjang mbak Rita menjadi sasaran mulutku. Tanganku pun seakan tak mau ketinggalan segera beraksi meraba dan meremas lembut payudara montoknya dari balik daster yang dipakainya. Bagian bawah daster mbak Rita tersingkap ke atas karena tangan nakal si Prof yang bergerilya di dalamnya sudah merayap sampai ke pangkal pahanya.

Kami bertiga larut dalam gejolak birahi yang seakan tak bisa kami tolak. Bahkan mbak Rita seakan sudah tak ingat lagi kalau dia sudah bersuami dan sekarang dia bercumbu dengan dua orang laki-laki yang bukan suaminya.

Aku menarik wajah mbak Rita agar menoleh kearahku. Bibirku ingin mencicipi bibir sexy wanita cantik itu. Mbak Rita menyambutnya dengan penuh nafsu. Lidahnya dan lidahku saling bermain di dalam bibir lami yang bertautan erat. Ciuman ibu muda ini sangat luar biasa. Bekas-bekas pacarku tak ada yang bisa berciuman se-�panas� ini. Saat kami berhenti saling melumat karena hampir kehabisan nafas, baru kusadari kalau Profesor Suparman sudah melepas kancing depan daster mbak Rita lalu menarik daster itu ke bawah. Tali BH mbak Rita pun sudah dia tarik kesamping dan diturunkan kebawah juga. Sekarang tubuh atas wanita cantik itu sudah telanjang. Payudaranya yang montok karena baru melahirkan terlihat menantang dengan putingnya yang berwarna coklat muda mengacung kencang karena gairah. Memang benar kata orang kalo payudara wanita yang mempunyai anak balita akan terlihat lebih montok. Cairan ASI yang ada didalamnya membuat payudara ibu muda ini terlihat lebih menonjol.

�Aaah�sstt�aahhh��, desahan mbak Rita makin kencang ketika si Prof mulai beraksi di dadanya. Lidah Profesor menjilat putingnya yang semakin mengeras. Sesekali putting itu dihisap gemas oleh si Prof yang membuah desah mbak Rita makin keras dan dia makin membusungkan dadanya. Aku pun segera mengikuti aksi Profesor. Payudara mbak Rita yang satunya segera menjadi sasaran mulut dan lidahku. Tanganku mengelus-elus vagina mbak Rita dari balik celana dalamnya yang mulai basah karena cairan kenikmatan mulai keluar dari lubang surgawi itu. Jariku mulai menyelusup lewat samping celana dalam itu. Kurasakan vagina yang penuh bulu, lalu jariku yang nakal meneruskan aksi gerilyanya. Dengan dua jari aku mengocok vaginanya. Denyutan liang vagina yang hangat dapat kurasakan lewat dua jariku yang keluar masuk di liang mbak Rita.

�Uugh�Joe�. terus. Lebih cepet aahh�..�, desah mbak Rita tanpa malu lagi.
�Kamu memang cantik Rita mmpphh�..�, suara Prof ikut nimbrung dan desahan mereka berdua mulai berpadu dalam symphoni birahi yang panas.
Aku mempercepat kocokan jariku di liang vagina mbak Rita, sedangkan bibirku masih asyik menghisap payudaranya.
�Ookhh�. cepet Joe. Lebih cepet. A..aku mau AAGGHH��..�

Mbak Rita berteriak kencang saat orgasme pertamanya menerpa. Badannya menggeliat tegang. Otot-otot vaginanya menjepit kedua jariku dengan kencang. Aku bisa merasakan **an cairan kenikmatan yang dikeluarkan mbak Rita. Tapi yang membuat aku makin horny adalah cairan susu yang keluar lewat putingnya yang kuhisap kuat saat ibu muda itu orgasme. Aku memperlambat tempo kocokan jariku agar mbak Rita bisa menikmati sisa-sisa orgasmenya.

Aku menatap wajah mbak Rita yang tampak sayu tersenyum memancarkan kepuasan. Tapi aku tak membiarkannya beristirahat, bibir sexynya segera kulumat kembali. Dan walaupun ibu muda itu sudah memperoleh orgasmenya, dia masih dengan panas menyambut seranganku. Seakan-akan birahinya bukannya padam, malah menyala makin hebat.

Tiba-tiba tubuh mbak Rita tertarik dari dekapanku. Kulihat Profesor Suparman sudah telanjang bulat. Walapun tubuhnya tampak lucu dengan perut buncit dan kulit yang mulai mengeriput, tapi kemaluannya tampak garang mengacung tegak. Ternyata si Prof yang menarik tubuh mbak Rita dari pelukanku. Rambut mbak Rita dia jambak, lalu dia membawa wajah mbak Rita kearah selangkangannya. Kontolnya dia posisikan ke mulut wanita cantik itu. Dan seakan sudah tahu maksud laki-laki setengah baya itu, mbak Rita mulai menjilat dan menghisap kontolnya dengan mulutnya penuh nafsu.

�Aaahh� seponganmu bener-bener top, Rit. Aaahhhh�.�, desis profesor keenakan.
�Slrrupp�..mmhh�.sssluurpp�.mm hh��, desah mbak Rita dari sela-sela bibirnya yang tersumbat kontol Profesor.
Gairahku makin meledak. Aku segera melucuti semua pakaianku. Kontolku sudah mengeras dengan panjang dan ketegan maksimal, membuatnya tampak garang.

Baru sebentar mbak Rita mengoral penis Profesor Suparman, tiba-tiba si Prof menghentikannya. Dia lalu menarik mbak Rita ke pangkuannya. Seakan sudah paham maksud Profesor, mbak Rita lalu duduk diatas tubuh Profesor. Memeknya dia posisikan agar pas dan sejajar dengan kontol Profesor yang mengacung tegak. Setelah pas, mbak Rita menurunkan tubuhnya pelan-pelan sehingga kontol itu memasuki liang senggamanya.

�Aaakkhh�.. memek kamu enak Rit. Sempit. Aaahhh�. Nggak akan ada orang yang akan percaya kalau kamu bilang habis melahirkan aahhh�.�
�Mmmm�. kontol kamu juga enak kok mas. Aaahhh..�
Tanpa malu mbak Rita segera bergoyang liar di pangkuan profesor Suparman. Pinggulnya bergerak naik turun, berputar ke kiri, kadang kekanan, yang membuat Profesor merem melek keenakan. Aku mengocok kontolku melihat semua adegan itu.

�AAKKH�. aku mau keluar Rit. Cepet turun aku pengen keluar di mulut kamu aahhh�.�, kata Profesor ketika dia merasa mau orgasme. Mbak Rita turun dari atas tubuh Profesor. Lalu dia segera merangkak di depan selangkangan si Prof. Bibirnya dengan liar mulai melumat kontol Profesor dengan liar.
Sslluurpp� slluurrp�.

�AAAAGHHH�.. Aku nyampe Rit. Telen semua maniku sstt�.Aaaahh�.�, desis Profesor saat dia menyemprotkan maninya ke dalam mulut mbak Rita. Seperti vacum cleaner, mulut mbak Rita menghisap dan menelan semua mani di mulutnya. Bahkan setelah Prof selesai orgasme, wanita cantik yang dilanda nafsu itu masih menjilati sisa-sisa sperma yang masih ada di kemaluan Profesor Suparman yang sudah lemas setelah berjuang keras.
Aku tak tahan lagi. Kutarik tubuh mbak Rita yang sintal itu. Kurebahkan di atas sofa dengan posisi pantatnya ada di tepian sofa. Aku angkat kaki ibu muda itu sampai lututnya menempel di payudaranya. Dengan posisi ini memek mbak Rita jadi kelihatan semakin menantang untuk di-entot, jadi aku langsung arahkan kontolku yang sudah dalam ketegangan maksimal untuk melakukan penetrasi ke liang kenikmatan mbak Rita.
�Auuggh�. pe..pelan-pelan Joe. Kontol kamu gemuk banget sih.�

�Maaf mbak. Aakh�. memek mbak enak buanget.�, kataku sambil menusukkan penisku makin dalam ke memek mbak Rita. Memek mbak Rita masih terasa rapat dan enak, tak kalah sama memek perawan. Kalau aku tidak mengenalnya, mungkin aku tidak akan percaya bahwa dia baru melahirkan.

Desah kenikmatan dari mulut mbak Rita membuatku makin bersemangat. Aku mulai menggenjot pantatku, kontolku pun jadi keluar masuk ke memek hangat mbak Rita. Dapat kurasakan kalau mbak Rita bisa membuat otot dinding vaginanya berkedut seakan memompa dam meremas lembut batang kontolku. Aku pun jadi keenakan dan mendesah nikmat. Kulihat mbak Rita tersenyum manis melihat usahanya membuat aku keenakan dengan kedutan vaginanya berhasil. Seakan tak mau kalah, aku lalu membuat variasi pada tempo permainanku.

Kadang kupercepat dengan penetrasi pendek, kadang lambat tapi kumasukkan sampai mentok. Kadang kuvariasikan antara beberapa kocokan dengan penetrasi ringan dan pendek, yang kuselingi dengan tekanan kuat dengan seluruh tenaga sampai kurasakan ujung kontolku menyentuh mulut rahimnya. Usahaku berhasil, desahan mbak Rita sudah menjadi jerit kenikmatan. Pantatnya makin liar bergoyang menyambut tiap tusukan kontolku ke memeknya.

�Ah..Aakkh.. Joe� Kamu pintar Joe�.�
�Mmmh� goyangan mbak Rita juga enak�
Hampir lima belas menitan kami berpacu dalam birahi, saat kurasakan tubuh mbak Rita menggeliat liar. Punggungku terasa sakit ketika kuku mbak Rita menancap di punggungku tanpa dia sadari saat dia orgasme.
�Ooohh�. Joe. Aku nyampe�..AAAGGGHH���

Aku masih mengocok kontolku dengan cepat agar mbak Rita lebih nikmat dalam orgasmenya. Tapi hal itu menuntutku agar lebih kosentrasi untuk menahan agar aku tidak mengeluarkan maniku, karena saat mbak Rita orgasme dapat kurasakan vaginanya menyedot dan meremas penisku dengan kuat. Setelah orgasmenya lewat barulah aku menghentikan kocokanku. Kucium bibir wanita cantik yang sedang menikmati sisa orgasmenya itu. Ciuman kali ini terasa lebih lembut dan mesra. Tapi karena aku belum mencapai puncakku, aku segera berganti posisi. Kali ini aku yang duduk diatas sofa, kutarik mbak Rita agar menunggangiku. Ibu muda itu menurut saja, dia juga mengambil inisiatif memegang kontolku dan mengarahkannya ke memeknya yang sudah basah oleh cairan kenikmatan. Penetrasi kali ini tidak seseulit seperti pertama kali. Mungkin memeknya yang rapet ini sudah mampu beradaptasi dengan diameter penisku yang cukup besar walaupun hanya dengan panjang rata-rata.

�Mmmm�aaaahh�.�, desah mbak Rita menikmati penetrasi Joe Jr. ke dalam liang senggamanya.
Sekarang mbak Rita yang mengontrol permainan. Tubuhnya dengan liar bergoyang menunggangi diriku seperti joki kuda pacuan. Bibir ibu muda yang cantik itu tak kalah liar dalam memberiku kenikmatan, kadang menciumku dengan ganas, kadang menyapu leherku, bahkan sampai ke putting payudaraku. Aku baru tahu kalau lelaki juga merasa nikmat kalau putingnya dijilati. Aku merasa tak akan bisa bertahan lebih lama lagi dengan servis panas mbak Rita.

�Mbak� Aaakhh..aaku aaakhh�.�, aku mendengus merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kontolku berkedut menyemprotkan banyak sekali sperma ke vagina mbak Rita sampai sebagian meluber keluar membasahi pelirku. Goyangan mbak Rita makin liar saat aku orgasme. **an kencang maniku yang hangat dalam vagina dan rahimnya membuat ibu muda itu orgasme kembali.
�Aaaakkhhh�.Joe�..aahhhmmpphh� �, jeritan mbak Rita segera kutahan dengan melumat bibirnya. Lidah kami bertaut menari dengan lincah. Tubuh wanita cantik itu kupeluk erat sehingga dadanya yang montok tergencet dadaku yang ditumbuhi bulu-bulu halus.

Walaupun sudah mencapai puncak kenikmatanku, tapi dapat kurasakan bahwa gairahku tak menjadi padam, bahkan aku merasa birahiku semakin naik. Segera aku merengkuh tubuh mbak Rita dan mengajaknya bertarung di ronde selanjutnya. Mbak Rita yang seakan sudah lupa akan suami dan anaknya, menyambutku tak kalah bergairah. Kami bercumbu lagi dengan panasnya. Berbagai macam posisi kupraktekan, doggy style, sambil berdiri, dan lainnya. Hampir dua jam kami bergelut dalam kenikmatan. Tubuh kami sudah dipenuhi dengan keringat oleh panasnya permainan ini. Aku dan mbak Rita mendapat orgasme beberapa kali dalam pertarungan panas kami. Tapi anehnya, gairah kami tak kunjung padam. Kontolku sampai sedikit terasa ngilu setelah diperas spermanya entah beberapa banyak oleh memek mbak Rita. Wajah mbak Rita terlihat capai, tapi semangat bertarungnya seakan tak pernah habis.

Aku hampir tak kuat lagi, tubuhku sudah terasa lelah, dan kontolku sudah hampir mati rasa saat kurasakan gairah yang berkobar dalam diriku mulai padam. Aku melihat sekeliling dan kulihat Profesor Suparman sudah memakai pakaiannya kembali. Dia mengacungkan The Click ciptaannya sambil tersenyum penuh kemenangan. Mbak Rita yang masih dalam pelukanku seakan baru tersadar kembali ke alam nyata. Ibu muda itu segera melepaskan diri dari pelukanku. Dengan tergesa-gesa dia mengenakan pakaiannya.

Aku melihat kebingungan dan malu tersirat di wajahnya yang terlihat begitu lelah setelah pertarungan panjang kami berdua. Tanpa berkata apa-apa, mbak Rita segera membuka pintu depan dan pergi meninggalkan rumah Profesor. Kulihat dia setengah berlari menuju rumahnya dalam naungan langit yang ternyata sudah menjadi gelap. Dalam kelelahanku, aku masih sedikit bingung dan seakan tak percaya atas semua yang baru saja kualami.

�He..he..he� bagaimana Joe? Kamu sudah percaya? Aku berhasil menciptakan The Click ha� ha�.ha� Aku memang Jenius.�, kata Profesor Suparman yang diringi tawa mengagetkan aku.
�Nnng.. ja..jadi i..ini semua karena The Click?? Aku� Mbak Rita�Kami�.aaahh��
�Tepat sekali Joe. Itu semua karena The Click. Dan aku yang menciptakannya ha..ha��

Suara tawa si Prof tak kuhiraukan dan menuju kamar mandi untuk membersihkan badanku. Aku masih sangat shock dengan semua yang baru saja kualami. Berbagai macam perasaan bercampur aduk dalam diriku. Rasa bingung seakan tak percaya kalau si Prof berhasil menciptakan alat yang kukira hanya ada di film-film. Rasa bersalah pada mbak Rita karena aku telah membuatnya menjadi kelinci percobaan untuk membuktikan penemuan Profesor. Air shower kurasakan mendinginkan kepalaku yang penuh dengan berbagai pikiran. Kelelahan tubuhku berangsur-angsur pulih karena segarnya guyuran air di tubuhku. Ketika aku memejamkan mata menikmati rasa air di sekujur tubuhku, berbagai kenangan kan kejadian barusan kembali melintas di pikiranku. Tanpa sadar aku sedikit tersenyum puas mengingat betapa nikmatnya bercumbu dengan mbak Rita, ibu muda yang cantik dan sexy, idola para suami di komplek ini. Aku segera menyudahi mandiku dan berusaha mengusir ingatan-ingatan itu dari pikiranku.

Setelah selesai mandi dan mengenakan pakaian, aku pun menemui Profesor Suparman. Aku melihat si Prof sudah menungguku di ruang tamu. Dua koper besar tergeletak di sebelahnya. Nampaknya Profesor Suparman akan bepergian lagi.

�Joe, tolong antarkan aku ke bandara sekarang. Aku harus mengejar pesawat ke Afrika malam ini.�, kata Profesor membuat aku bengong.
�Afrika??!! Ngapain Prof?�, tanyaku kebingungan.
�Tentu saja melanjutkan percobaanku.�, kata Prof dengan ringan.
�Percobaan apa lagi? The Click yang Profesor ciptakan sudah sangat spektakuler. Tapi jangan sampai jatuh ke tangan yang salah, bahaya.�, kataku.

�Aku tahu kalo The Click memang sangat fenomenal dan tentu saja aku tidak akan membiarkannya jatuh ke tangan yang salah. The Click hanya kubuat satu-satunya di dunia ini. Dan benda ini akan kuberikan buat kamu.�, kata Profesor yang lagi-lagi membuatku terkejut.
�A..aku Prof?! A..apa Prof yakin kalau The Click akan diserahkan ke aku, kenapa nggak Prof saja yang bawa?�, sahutku agak gelagapan.

�Bahaya sekali kalau The Click aku bawa selama aku melakukan eksperimenku. Orang-orang jahat akan berusaha merebutnya kalau mereka tahu akan alat ini. Tapi mereka sama sekali tidak akan menyangka kalau alat ini kutitipkan ke kamu, seorang pemuda biasa yang hidup di negara kecil seperti Indonesia ini.�, kata Profesor serius sambil menyerahkan The Click kepadaku. Aku menerima benda luar biasa dengan sedikit ragu.

�Nngg.. memangnya Prof mau eksperimen apa lagi sih? Kan lebih baik Profesor di rumah saja dan menyimpan The Click ini sendiri.�, kataku mencoba membujuk Profesor agar tidak menitipkan benda ini padaku.
�Eksperimenku ini sangat penting. Tanpa eksperimen ini tentu saja The Click akan sama sekali tak berguna buatku.�
�Ha..? Eksperimen apa Prof?�, tanyaku kembali bingung.
�Tentu saja eksperimen untuk menemukan obat yang mampu membuat orang bisa menjadi sangat kuat staminanya dalam berhubungan badan. Kamu inget kan, aku belum puas menikmati tubuh mbak Rita tapi tubuhku sudah tak mampu lagi bertarung.�, kata Profesor yang segera membuatku terbengong melihatnya. �Dasar Profesor gila�, pikirku dalam hati.
�Sudah. Ayo berangkat. Nanti aku ketinggalan pesawat.�, kata Profesor sambil menarikku yang masih terbengong-bengong memikirkan tingkah lakunya.



Keesokan harinya�..
�Uuugh� capek deh.�, keluhku. Sepagian ini aku sibuk membersihkan rumah Profesor karena selama Profesor bepergian, dia menitipkan rumahnya padaku. Aku memutuskan akan tinggal disini, bebas dan tenang. Aku tak perlu kuatir soal makan atau cuci pakaian, karena untuk itu aku tinggal pulang ke rumah saja he.. he.. he.. Saat aku duduk melepas lelah, aku meraba saku celanaku. Dapat kurasakan benda kecil disana. Itu adalah The Click yang dititipkan Profesor Suparman padaku. The Click. Benda yang luar biasa, tapi disamping itu juga berbahaya. Benarkah tindakan Profesor menitipkan benda ini padaku? Apa aku orang yang tepat? Mampukah aku menahan godaan untuk tidak menyalahgunakannya? Berbagai macam pikiran memenuhi kepalaku. Tiba-tiba aku merasakan perutku sangat lapar.

�Saatnya pulang kerumah. Waktunya makan siang.�, pikirku. Aku lalu beranjak pergi dari rumah Profesor Suparman. Pintu rumah baru saja selesai kukunci saat aku melihat mbak Rita berjalan menuju pagar rumahnya.
�Mbak Rita�. mbak� tunggu aku mau ngomong. Tunggu mbak Rita.�, teriakku sambil buru-buru berlari ke arah ibu muda itu sebelum dia memasuki rumahnya. Saat aku berlari, aku melihat wajah mbak Rita kaget melihat siapa yang memanggilnya. Wanita cantik itu menungguku di depan pintu pagar rumahnya. Wajahnya tertunduk saat aku sudah ada dihadapannya. Aku jadi tak bisa melihat ekspresi wajahnya.

�Nng�Mbak aku mau ngomong.�, kataku setelah sampai dihadapannya.
�Ngomong apa?�, kata mbak Rita agak judes. Pandangannya dia arahkan ke arah lain tak mau melihatku.
�Nngg� begini mbak. A�Aku cuma mau minta maaf a..atas kejadian kemarin. Aku bener-bener minta maaf mbak.�, kataku pelan.
�Jadi kamu menyesal sudah melakukan itu semua dengan mbak?�, tanya mbak Rita menatap tajam ke arahku. Aku tak mampu membalas pandangan matanya dan menunduk.

�I.iya mbak. Aku bener-bener menyesal. Aku berharap kejadian kemarin nggak pernah terjadi.�
�Jadi.. kamu.. menyesal sudah berhubungan badan dengan aku�. wanita yang sudah tua�jelek� sudah punya anak� dan� kamu berharap kalau kamu nggak akan pernah berhubungan dengan wanita yang tidak seperti pacar-pacar kamu yang masih muda.. cantik.. IYA?�, kata mbak Rita dengan marah.
�Bu.. bukan itu mbak. Mbak Rita itu can.. cantik banget, tubuh mbak Rita juga sexy, dan me..memek mbak Rita nggak kalah rapet sama gadis perawan. Aduhh� a.. aku kok jadi ngawur. Ma..maaf mbak. A..aku nggak bermaksud kurang ajar, hanya aahh���, kataku gelagapan.

Senyum mbak Rita merekah mendengarkanku yang gelagapan sampai bicara tak karuan. Aku jadi bingung sendiri, tak berani menatap wajah mbak Rita, takut dia marah atas perkataanku yang kurang ajar. Mbak Rita tetap diam, lalu dia membuka pintu pagar rumahnya dan melangkah masuk. Aku kecewa, mbak Rita ternyata tak mau memaafkan aku. Dengan tubuh lemas aku mulai melangkahkan kaki menuju rumahku sendiri, sampai..
�Joe� kesini sebentar.�, suara mbak Rita terdengar memanggilku. Dia masih berdiri di halaman rumahnya. Aku kembali mendengar panggilan mbak Rita. Aku berhenti di depan pintu pagarnya.
�Kamu mau kemana Joe?�, tanya mbak Rita.

�Mau pulang mbak. Ada apa mbak?�, jawabku masih tak berani memandang wajahnya.
�Mmm� nggak ada apa-apa. Mbak cuma mau ngasih tahu kalau mas Dimas terbang ke luar kota dan baru kembali dua hari lagi. Mbok Darmi juga lagi pulang kampung. Dan Andi di rumah neneknya.�, kata mbak Rita. Aku menjadi bingung dengan omongan mbak Rita. Aku menegakkan kepalaku menatap wajahnya dengan ekspresi bingung terpancar jelas di mukaku. Mbak Rita tersenyum manis menatapku yang tetap diam dan kebingungan.

�Jadi nanti malam mbak bakalan sendirian di rumah yang sepi ini. Mbak paling nggak bisa tidur kalau sendirian. Coba kalau ada yang mau menemani mbak.. mmm��, kata mbak Rita dengan santai. Senyum menggoda tersungging di bibirnya yang sexy itu. Mbak Rita mengedipkan sebelah matanya dengan nakal lalu masuk ke rumahnya. Aku masih bingung dengan semua ucapan mbak Rita. Dalam kebingungan itu aku pun mulai berjalan menuju rumahku. Beberapa kali aku menoleh ke arah rumah mbak Rita mencoba meraba apa maksud segala perkataannya. Sebersit pikiran, tiba-tiba menyelinap ke otakku dan membuatku tersadar.
�Ja..jadi mbak Rita mau�..�


Cerita Dewasa Terbaru The Click
Cerita Seks Terbaru The Click
Cerita Ngentot Terbaru The Click

Siang ini aku tidak punya kerjaan. Tugas kuliah sih ada, tapi gampang masih ada si Nina pikirku. Nina adalah teman kuliah sekelasku sejak dari semester awal bahkan ospek dulu. Entah kenapa sering kali kami mengambil mata kuliah yang sama dan mendapatkan kelas yang sama pula. Anaknya selain ramah juga berotak encer alias cerdas. IP-nya selalu diatas rata-rata. Minimal nilai tiap mata kuliah pasti B. Sayangnya pembawaannya agak kalem. Hanya punya beberapa teman dekat saja. Termasuk aku sendiri. Sahabatnya mungkin hanya aku yang cowok. Entah mengapa aku bisa dekat padahal teman-teman yang lain tidak. Mungkin salah satunya karena dia ternyata sebenarnya enak diajak diskusi mengenai banyak hal. Karena mungkin pula sering menempuh mata kuliah yang sama jadi sering ketemu? Ah entahlah, yang jelas dia banyak membantuku dalam urusan belajar. So, aku selalu bisa lulus ujian mata kuliah yang kutempuh.

Terbayang wajahnya yang halus tanpa jerawat, sedikit tirus berkaca mata minus, tapi sebenarnya cukup cantik membuatku senyum-senyum sendiri mengingat nampaknya dia ada hati padaku. Sering kali cara dia menatap dan berbicara seolah-olah kemalu-maluan, padahal diriku bersikap santai padanya.

�Apa perlu kupacari dia?� sering aku berpikir demikian. Tapi rasanya aneh saja. Terus terang aku lebih suka gadis yang lebih aktif dan menggoda ketimbang yang aleman. Rasanya membuatku lebih hidup dan bersemangat. Dan di kampusku sendiri banyak incaran yang perlu diperhatikan. Rata-rata cantik, tajir dan berani mengenakan pakaian yang terbuka nan seksi. Dijamin gak bakalan konsentrasi kuliah, pasti bawaannya ngaceng melulu.

Lho..lho..salah! Aku harusnya mikir rencana nanti malam. Bukan berkhayal yang tidak-tidak. Memikirkan mbak Rita dan pengalamanku kemarin, membuat badanku sedikit gerah membayangkan pengalaman bercinta kami yang teramat panas itu.

Gara-gara benda ini..kutimang-timang The Click ditanganku. Entah dimana Professor Suparman sekarang. Tak kuduga bisa mewarisi alat perangsang seksual ini. Tapi ternyata enak juga, gara-gara alat ini aku bisa bercinta dengan mbak Rita si Ibu muda nan menggairahkan itu. Dan nanti malam tampaknya akan terjadi pertempuran sengit lagi antara aku dan mbak Rita.

�Hmm aku harus minum penambah energi nih biar gak KO hehe..� pikirku ngeres. Aku segera bergegas membawa perbekalan beberapa pakaian ganti. Rencanaku aku mau pamitan menginap ke rumah Professor Suparman. Sehingga memudahkan menyelinap ke rumah mbak Rita untuk bercinta.
Aku kemudian ke ruangan makan tempat mama dan adikku si Dini sedang makan siang. Kakakku mbak Sarah sepertinya keluar bersama teman-temannya entah kemana.

Aku mengatakan pada mama kalo Profesor Suparman minta tolong padaku untuk menjaga rumahnya selama dia pergi. Dan aku juga mengatakan kalo aku ingin mandiri dan juga menjaga kepercayaan yang diberikan Profesor. Mama adalah orang tuaku tunggal sejak kecelakaan papa waktu aku masih SD dulu. Dia orang yang kuhormati karena mampu membesarkan ketiga anaknya dengan berkecukupan. Selain melanjutkan perusahaan pribadi milik papa, ia juga aktif menekuni usaha jual beli perhiasan sebagai sampingan. Karena itu dia senang akan niatku untuk mandiri dan bla..bla�bla� �Nice excuses Joe.�, pikirku dalam hati.

�Boleh aja, Joe. Niat kamu kan baik. Tapi kamu juga jangan tidur sana terus, mama bisa kangen sama anak mama. Dan kalo waktunya makan, kamu pulang aja. Mama tahu kamu nggak bisa masak, jadi kamu makan disini aja.�, kata mama memberikan persetujuannya. Aku bersorak dalam hati.
�Oke, ma.�, jawabku.

�Mandiri apan tuh? Perginya cuma ke ujung gang, trus makannya masih numpang disini.�, si Dini menyeletuk sambil menyedot jus apel kesukaannya.
�Hei brengsek, udah ngambil coklat kakak, pake nyela lagi ya?!�
�Idiiih gitu aja sewot! Iya deh, kakakku yang baek, nanti Dini ganti ama coklat laen napa sih?�
�Enak aja, itu coklat mahal dari Amrik tau! Amrik!! Mana bisa ada gantinya?�
�Udah..udah jangan ribut melulu kalian ini� sergah mamaku.
�Joe kamu boleh nginap tapi jangan macam-macam disana ya?!� kata mama kemudian.
�Beres Mam!�

Aku buru-buru pamitan dan tidak lupa menghadiahi adikku sebuah jitakan ringan di jidatnya
�Kak Joe jelekkk!!!!� serunya. Tapi aku sudah kabur duluan sebelum dibalas si bengal itu.
Tak terasa sore menjelang saat aku selesai bolak-balik dari rumahku ke rumah Professor Suparman, lalu membenahi semua barang bawaanku itu di kamar tidur milik Profesor. Lalu aku pun mandi. Usai mandi aku berdandan sebentar agak tampak lebih macho. Kukenakan baju kaos oblong dan jeans favoritku. Setelah itu sebotol minuman berenergi kuhabiskan buat cadangan stamina nanti.
Menunggu hari agak gelap, dan sepi aku segera masuk ke pekarangan rumah mbak Rita.
�Ting!! Tong!!�

Tak lama pintu terbuka. Aku terkesiap memandang mahluk dihadapanku.
Mbak Rita, ia nampak cantik sekali malam ini. Hanya mengenakan daster tipis berwarna gelap yang tampak kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Ia tersenyum melihatku.
�Akhirnya kamu datang juga ya jagoan� godanya padaku.

�Gimana enggak mbak, ada bidadari yang secantik mbak siapapun jadi gak tahan� balasku nakal.
�Iih sekarang kamu udah pintar ngerayu ya?� sahut mbak Rita sambil menarikku masuk ke dalam.
�Mau minum apa Joe?� tanyanya lembut.
�Apa aja deh mbak, maunya sih susunya mbak Rita..heheeh� ujarku menahan rasa malu juga.
�Iiih maunya� tersipu mbak Rita sambil menjewer telingaku.
�Aku ambilkan coke dingin aja yah, lainnya abis..� sambungnya lagi.
�Makasih mbak!�

Selanjutnya setelah ngobrol ngalur ngidul, perlahan mbak Rita mengeser duduknya hingga merapat denganku. Segera aku menyambar aroma wangi dari tubuhnya hingga membuat jantungku berdetak tidak seperti biasanya. Bahkan kemudian ia melanjutkan membuat detak jantungku semakin kencang dengan mendekatkan bibirnya ke bibirku. Sesaat kemudian kusadari bibirnya dengan lembut telah melumat bibirku. Kedua tangannya dilingkarkan ke leherku dan semakin dalam pula aroma wangi tubuhnya terhirup napasku, yang bersama tindakannya melumat bibirku, kemudian mengalir dalam urat darahku sebagai sebuah sensasi yang indah.

Ia terus melumat bibirku. Lalu tangannya pelan-pelan membuka baju kaosku. Setelah lepas, ia menarik resleting jeansku. Begitu pula yang kulakukan dengannya, kutarik dan membuka dasternya. Kemudian ia melepaskan bibirnya dari bibirku dan membuka matanya.

Saat itu aku terbelalak melihat keindahan yang ada di depan mata. Payudaranya montok penuh, begitu indah dan terlihat kencang dibungkus bra hitam bepotongan pendek berenda yang membuat barang indah itu tampak semakin indah. Payudaranya seolah mengundangku untuk menaklukkannya dengan hasrat yang paling liar. Dan menengok ke bawah, aku semakin dibuat terkesan serta jantungku juga semakin berdetak kencang. Di balik celana dalam dengan potongan yang pendek yang juga berwarna hitam berenda yang indah, tersembul bukit venus yang menggairahkan. Di tepi renda celana itu, tampak rambut yang menyembul indah melengkapi keindahan yang sudah ada.

Kulihat mbak Rita juga tersenyum menatap lonjoran tegang di balik celana dalamku. Tangannya yang lembut mengelus pelan lonjoran itu. Sensasi yang menjelajahi aliran darahku kemudian menggerakkan tanganku mengelus bukit venusnya. Ia tampak memejam sesaat dengan erangan yang pelan ketika tanganku menyentuh daging kecil di tengah bukit venus itu. Ia kemudian melanjutkan tindakannya melumat bibirku dengan lembut. Bibirnya yang lembut serta napasnya yang wangi kembali membuatku dialiri sensasi yang memabukkan. Ia rupanya memang sabar dan tidak terburu-buru untuk segera menuju ke puncak kenikmatan. Berbeda sewaktu ia bercinta karena pengaruh The Click sewaktu di rumah Professor Suparman yang begitu buas.

Bibirnya kemudian ia lepaskan dari bibirku dan ia menyelusuri leherku dengan bibirnya. Napasnya membelai kulit leherku sehingga terasa geli namun nikmat. Kadang-kadang ia mengginggit leherku namun rupanya ia tidak ingin meninggalkan bekas. Benar-benar wanita yang berpengalaman dan hati-hati.

Ia kemudian turun ke dadaku dan mempermainkan puting susuku dengan mulutnya, yang membuat aliran darahku dialiri perasaan geli tapi nikmat. Semakin ke bawah ia diam sesaat menatap batang yang tersembunyi di balik celana dalamku, yang waktu itu juga berwarna hitam. Sesaat ia mempermainkannya dari luar. Ia kemudian dengan lembut menarik celana dalamku. Ia tersenyum ketika menyaksikan penisku yang tegak dan kencang, seperti mercu suar yang siap memandu pelayaran gairah libido kewanitaannya.

Dengan lembut ia kemudian mengulum penisku. Maka aliran hangat yang bermula dari permukaan syaraf penisku pelan-pelan menyusuri aliran darah menuju ke otakku. Aku serasa diterbangkan ke awan pada ketinggian tak terukur. Mbak Rita terus mempermainkan lonjoran daging kenyal penisku itu dengan kelembutan yang menerbangkanku ke awang-awang. Caranya mempermainkan barang kejantananku itu sangat lembut seolah tak ingin melewatkan seluruh bagian syaraf yang ada di situ.

Ketika perjalananku ke awang-awang kurasakan cukup, kutarik penisku dari dekapan mulut lembutnya. Giliran aku yang ingin membuat dia terbang ke awang awang. Maka kubuka bra yang menutupi payudara indahnya. Semakin terperangahlah aku dengan keindahan yang ada di depan mataku. Di depanku bediri dengan tegak bukit kembar putih besar yang indah sekaligus menggairahkan. Mungkin karena masih menyusui si Andi anaknya yang baru berusia setahun. Di sekitar puncak bukit itu, di sekitar putingnya yang merah kecoklatan, tumbuh bulu-bulu halus. Menambah keindahan buah dadanya. Tapi aku tidak memulainya dari situ. Aku hanya mengelus putingnya sebentar. Itupun aku sudah menangkap desah halus yang keluar dari bibir indahnya.

Kumulai dari lehernya. Kulit lehernya yang halus licin seperti porselen dan wangi kususuri dengan bibirku yang hangat. Ia mendesah terpatah-patah. Apalagi ketika tanganku tak kubiarkan menganggur. Jari-jariku memijit lembut bukit kenyal di dadanya dan kadang-kadang kupelintir pelan puting merah kecoklat-coklatan yang tumbuh matang di ujung buah dadanya itu. Kurasakan semakin lama puting itu pun semakin keras dan kencang. Setelah puas menyusuri lehernya, aku turun ke dadanya. Dan segera kulahap puting yang menonjol merah coklat itu. Ia menjerit pelan. Tapi tak kubiarkan jeritannya berhenti.

Kusedot puting itu dengan lembut. Ya, dengan lembut karena aku yakin gaya seperti itulah yang diinginkan orang seperti mbak Rita. Mulutku seperti lebah yang menghisap kemudian terbang berpindah ke buah dada satunya. Tapi tak kubiarkan buah dada yang tidak kunikmati dengan mulutku, tak tergarap. Maka tangankulah yang melakukannya. Kulakukan itu berganti-ganti dari buah dada satu ke buah dadanya yang lain.

Setelah puas aku turun bukit dan kususuri setiap jengkal kulit wanginya. Dan saat aku semakin turun kucium aroma yang khas dari barang pribadi seorang perempuan. Aroma dari vaginanya. Semakin besarlah gairah yang mengalir ke otakku. Tapi aku tidak ingin langsung menuju ke sasaran. Cara mbak Rita membuatku melayang rupanya mempengaruhiku untuk tenang, sabar dan pelan-pelan juga membawanya naik ke awang-awang. Maka dari luar celana dalamnya, kunikmati lekuk bukit dan danau yang ada di situ dengan lidah, bibir dan kadang-kadang jari-jemariku. Kusedot dengan nikmat bau khas yang keluar dari sumur yang ada di situ.

Setelah cukup puas, baru kutarik celana dalamnya pelan-pelan. Aku tersentak menyaksikan apa yang kulihat. Bukit venus yang indah itu ditumbuhi rambut yang lebat. Tapi terkesan bahwa yang ada di situ terawat. Meski lebat, rambut yang tumbuh di situ tidak acak-acakan tapi merunduk indah mengikuti kontur bukit venus itu. Walaupun aku sudah pernah menikmati apa yang tumbuh di situ, tapi aku tidak mengira seindah itu karena sekarang aku bercinta dengan penuh kesadaran, tanpa pengaruh The Click.

Segera berkelebat pikiran dalam otakku, betapa menyenangkannya tersesat di hutan teduh dan indah itu. Maka aku segera menenggelamkan diri di tempat itu, di hutan itu. Lidahku segera menyusuri taman indah itu dan kemudian melanjutkannya pada sumur di bawahnya. Mbak Rita menjerit kecil ketika lidahku menancap di lubang sumur itu. Di lubang vaginanya. Bau khas vagina yang keluar dari lubang itu semakin melambungkan gairahku. Dan jeritan kecil itu kemudian di susul jeritan dan erangan patah-patah yang terus menerus serta gerakan-gerakan serupa cacing kepanasan. Dan kurasa ia memang kepanasan oleh gairah yang membakarnya.



Nah Mungkin Cukup sekian dulu untuk artikel atau informasi mengenai Cerita SeX Dini yang Cantik ini dan semoga saja artikel yang saya berikan mengenai Cerita SeX Terbaru, Cerita SeX Paling Hot, Cerita SeX 2013 ini bisa bermanfaat dan berguna bagi sobat sekalian, sekian dulu dan terima kasih sudah berkunjung