Cerita Dewasa Wajahku biasa-biasa aja
ngak ada yang istimewa, namun aku memiliki kelebihan mungkin agak luar
biasa dibandingkan dengan orang kebanyakan yaitu mempunyai kontol yang
lumayan besar lebih kurang 18 cm dengan diameter 4,5 cm. Padahal waktu
tidur adek kecil ku itu Cuma 6 cm.
Cerita ini berawal dari adanya hajatan
dirumah nenekku yang dari ibu, kebetulan adik ibuku menikah. Semua
keluarga dari ibu bermalam dirumah nenek mulai dua hari sebelum pesta
dilangsungkan. Rumah nenekku tidak terlalu besar sedangkan keluarga dari
ibuku semua berjumlah 14 orang beserta anak-anaknya yang ikut kerumah
nenekku, semua datang sekeluarga hanya tanteku yang bernama Tante Rini
datang sendiri karena suaminya sedang tugas keluar kota dan belum
mempunyai anak. Tante Rini usianya sekitar 36 tahun wajahnya cantik dan
tubuhnya sedikit gemuk namun padat terawat maklum orang kaya.
Karena dirumah udah penuh, maka tante
Rini mau menginap di losmen dekat rumah nenekku, aku mengantarnya naik
motor, kemudian tanteku memilih kamar VIP yang full AC, malam itu aku
pulang dan bermalam dirumah nenekku.
Pagi harinya aku disuruh mengantarkan makanan ke tante Rini, aku pergi mengantar seorang diri dan kebetulan tante Rini baru bangun dari tidurnya.
“Masuk Andre..”katanya sambil membukakan pintu kamar nya
“Baik tante”, jawabku sambil masuk dan meletakkan makanan diatas meja dalam kamarnya.
“Tante terlambat bangun nih… habis semaleman tante ngak bisa tidur… kayaknya losmen ini serem deh Andre, jadi tante agak takut jadinya..”, dia bercerita
“Eh… tunggu dulu ya… tante mau mandi dulu trus mau bonceng sama Andre ke Rumah Ibu, tante males mau naik becak”, sambungnya.
“baik tante..”, jawabku.
Pagi harinya aku disuruh mengantarkan makanan ke tante Rini, aku pergi mengantar seorang diri dan kebetulan tante Rini baru bangun dari tidurnya.
“Masuk Andre..”katanya sambil membukakan pintu kamar nya
“Baik tante”, jawabku sambil masuk dan meletakkan makanan diatas meja dalam kamarnya.
“Tante terlambat bangun nih… habis semaleman tante ngak bisa tidur… kayaknya losmen ini serem deh Andre, jadi tante agak takut jadinya..”, dia bercerita
“Eh… tunggu dulu ya… tante mau mandi dulu trus mau bonceng sama Andre ke Rumah Ibu, tante males mau naik becak”, sambungnya.
“baik tante..”, jawabku.
Tante Rini masuk kek amar mandi sedangkan aku duduk di kursi yang tersedia di dalam kamar losmennya.
Suara air mengguyur badannya kudengar, dan tiba-tiba otak kotorku berjalan ketika kulihat lobang kunci kamar mandinya. Aku berjalan pelan-pelan menuju kamarmandinya terus aku mengintip kedalam, kulihat tanteku lagi menyabuni seluruh tubuhnya dan aku terpana melihat tubuhya yang mulus dengan buah dada yang besar dan kulihat lagi bulu vaginanya yang rapi, mungkin tante Rini rajin merawat dan mencukur bulu vaginanya, aku menelan ludah dan otomatis kontolku langsung menegang.
Agak lama aku mengintip tante Rini mandi sambil nafasku ngos-ngosan ngak tahu kenapa sampai akhirnya tante Rini selesai aku cepat-cepat duduk kembali dikursi sambil pura pura SMS. Seolah-olah ngak terjadi apa-apa.
Suara air mengguyur badannya kudengar, dan tiba-tiba otak kotorku berjalan ketika kulihat lobang kunci kamar mandinya. Aku berjalan pelan-pelan menuju kamarmandinya terus aku mengintip kedalam, kulihat tanteku lagi menyabuni seluruh tubuhnya dan aku terpana melihat tubuhya yang mulus dengan buah dada yang besar dan kulihat lagi bulu vaginanya yang rapi, mungkin tante Rini rajin merawat dan mencukur bulu vaginanya, aku menelan ludah dan otomatis kontolku langsung menegang.
Agak lama aku mengintip tante Rini mandi sambil nafasku ngos-ngosan ngak tahu kenapa sampai akhirnya tante Rini selesai aku cepat-cepat duduk kembali dikursi sambil pura pura SMS. Seolah-olah ngak terjadi apa-apa.
“Hayo SMS sama pacarnya ya ?” Tiba-tiba terdengar suara tante Rini didepan ku
“eh enggak tante…masih belum punya pacar “jawabku gugup, maklum orang berbuat salah pasti pikirannya kalut
“Andre… kamu keluar dulu ya… tante mau ganti baju trus kita berangkat, biar tante mau makan dirumah ibu aja”, kata tanteku.
Aku keluar dari kamarnya dan menunggu diruang loby sampai akhirnya tanteku datang dan kami berdua berangkat kerumah nenek.
“eh enggak tante…masih belum punya pacar “jawabku gugup, maklum orang berbuat salah pasti pikirannya kalut
“Andre… kamu keluar dulu ya… tante mau ganti baju trus kita berangkat, biar tante mau makan dirumah ibu aja”, kata tanteku.
Aku keluar dari kamarnya dan menunggu diruang loby sampai akhirnya tanteku datang dan kami berdua berangkat kerumah nenek.
Malam harinya sekitar jam 9 malam tante
Rini minta diantarkan ke losmen lagi, dan tante Rini cerita sama ibuku
bahwa tante Rini agak ketakutan tidur sendiri di losmen. Dia meminta aku
untuk menemaninya, dan ibuku mengizinkannya, jadilah aku malam itu
menginap di losmen menemani tante Rini. Berhubung tempat tidurnya single
bed maka aku tidur dibawah.
Tante Rini tiduran sambil menerima
telpon dari mas Agus suaminya, dari omongannya tante Rini cerita lagi
ditemani aku karena takut keadaan losmen yang seram ini menurutnya.
Sekitar jam 11 malam aku bangun pingin pipis habis hawa AC membuat ku
mau pipis, aku pergi kekamar mandi dan malai pipis… serr… lega rasanya.
Setelah aku membasuk kontolku mataku tertuju pada celana dalam berwarna
crem yang ada digantungan di kamar mandi.
Iseng aku memegangnya dan kuperiksa celana dalam itu, lalu karena penasaran kucium celana dalam itu pas dibagian yang menutupi lobang vaginanya, kuhirup aromanya dan serr… darahku mengalir deras dan detak jantungku deg-deggan langsung aja aku horny saat itu, kuulang ulang mencium CD itu dan aku tambah horny saja. Kontolku tegak setegak-tegaknya.
Iseng aku memegangnya dan kuperiksa celana dalam itu, lalu karena penasaran kucium celana dalam itu pas dibagian yang menutupi lobang vaginanya, kuhirup aromanya dan serr… darahku mengalir deras dan detak jantungku deg-deggan langsung aja aku horny saat itu, kuulang ulang mencium CD itu dan aku tambah horny saja. Kontolku tegak setegak-tegaknya.
Dalam pikiranku berkata, wah berarti
tante Rini saat ini tidur ngak pake CD dan ketika keluar dari kamar
mandi mataku otomatis tertuju pada bawah pusar tante Rini yang saat itu
terlentang dengan dengkuran yang halus, namun tidak dapat kulihat dengan
jelas karena lampu kamar yang redup. Malam itu aku ngak bisa tidur,
terbayang tubuh tante Rini yang lagi mandi juga terbayang Cdnya juga
terbayang yang lain-lainnya dengan kontolku yang tegak ngak tidur-tidur…
sialan… umpatku dalam hati.
Kulirik jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, namun mataku ngak bisa terpejam, tiba-tiba aku dengar suara:
“Andreo… Andre.”
Aku pura-pura ngak mendengar.
“Ran…Andreo”, kali ini suaranya agak keras dan kayak orang gemetaran.
“Iya tante Rini ada apa?”, tanyaku sambil pura-pura lemas.
“Tolong Andre tante pinjam selimutnya, ngak tahu nih tante kedinginan..”, balasnya.
Aku bangun dan berjalan menghampirinya sambil menyerahkan selimut yang aku jadikan alas”, kamu tidur diatas aja Andre disamping tante…”
“Iya tante…”, jawabku, tetapi dadaku tambah deg-degan, maklum otakku mulai ditumbuhi hal-hal porno.
“Sini selimutnya berduain biar kamu ngak kedinginan”, katanya, seperti kerbau dicucuk hidungnya aku nurut aja memepetkan badanku kedekat tante, maklum selimutnya kecil jadi untuk berdua harus mepet.
Tante Rini miring membelakangiku sedang aku masih terlentang, kudengar nafasnya teratur dengan halus menandakan dia terlelap lagi, aku menghadap tanteku dan tak sengaja kontolku menyentuh pantatnya, ada desiran aneh didarahku dan rasa hangat dikemaluanku, aku sengaja menyentuhkan kemaluanku di pantatnya dan rasa hangat itu kembali menjalar, semakin kudekatkan dan semakin menempel aku makin merasakan kehangatan itu, aku berhati-hati sekali takut tante Rini terbangun aku menyingkapkan daster bagian belakang tante Rini keatas, oww… terlihat jelas buah pinggulnya yang kembar sangat mulus, maklum belum punya anak, dan diantara dua belah pantatnya aku Rinit ada sebuah gundukan berbulu dengan garis memanjang ditengahnya. Pikiranku makin tak karuan dan kulihat penisku, nampak diujungnya mengeluarkan cairan bening yang lincin langsung kuoleskan keseluruh ujung kepala penisku.
“Andreo… Andre.”
Aku pura-pura ngak mendengar.
“Ran…Andreo”, kali ini suaranya agak keras dan kayak orang gemetaran.
“Iya tante Rini ada apa?”, tanyaku sambil pura-pura lemas.
“Tolong Andre tante pinjam selimutnya, ngak tahu nih tante kedinginan..”, balasnya.
Aku bangun dan berjalan menghampirinya sambil menyerahkan selimut yang aku jadikan alas”, kamu tidur diatas aja Andre disamping tante…”
“Iya tante…”, jawabku, tetapi dadaku tambah deg-degan, maklum otakku mulai ditumbuhi hal-hal porno.
“Sini selimutnya berduain biar kamu ngak kedinginan”, katanya, seperti kerbau dicucuk hidungnya aku nurut aja memepetkan badanku kedekat tante, maklum selimutnya kecil jadi untuk berdua harus mepet.
Tante Rini miring membelakangiku sedang aku masih terlentang, kudengar nafasnya teratur dengan halus menandakan dia terlelap lagi, aku menghadap tanteku dan tak sengaja kontolku menyentuh pantatnya, ada desiran aneh didarahku dan rasa hangat dikemaluanku, aku sengaja menyentuhkan kemaluanku di pantatnya dan rasa hangat itu kembali menjalar, semakin kudekatkan dan semakin menempel aku makin merasakan kehangatan itu, aku berhati-hati sekali takut tante Rini terbangun aku menyingkapkan daster bagian belakang tante Rini keatas, oww… terlihat jelas buah pinggulnya yang kembar sangat mulus, maklum belum punya anak, dan diantara dua belah pantatnya aku Rinit ada sebuah gundukan berbulu dengan garis memanjang ditengahnya. Pikiranku makin tak karuan dan kulihat penisku, nampak diujungnya mengeluarkan cairan bening yang lincin langsung kuoleskan keseluruh ujung kepala penisku.
Perlahan aku sentuhkan penisku ke
gundukan berbulu milik tante Rini, “ohh…”, aku merintih perlahan
merasakan sensasi sentuhan penisku pada vagina tante Rini, kugerakkan
sedikit pantatku untuk menekan vagina tante Rini, namun aku tidak tahan
menahan sesuatu yang hendak meledak keluar dari dalam penisku dan croot…
croot… croooot… aku keluar… kupejamkan mataku untuk menikmatinya,
Kulihat spermaku banyak tumpah dibulu vagina dan paha bagiaan dalam tante Rini, karena takut tante Rini terbangun maka aku segera tidur, dengan senyum penuh kepuasan.
Kulihat spermaku banyak tumpah dibulu vagina dan paha bagiaan dalam tante Rini, karena takut tante Rini terbangun maka aku segera tidur, dengan senyum penuh kepuasan.
“Andre…bangun udah jam 8 pagi”, sayup
kudengar ada orang membangunkanku, aku segera membuka mata dan melihat
tante Rini sudah selesai mandi. Tante Rini memakai handuk yang
dililitkan didadanya sambil tersenyum tante Rini menghampiriku dan duduk
disebelahku:
“Andre tadi malam kamu mimpi ya..?”
“Eng…”, belum sempat aku menjawab tante Rini meneruskan bicaranya.
“Berarti sekarang kamu sudah aqil balig, kamu harus mandi wajib, tadi pagi di paha dan pantat tante banyak kena tumpahin sperma kamu”, kata tante Rini.
“Maaf tante… Andre ngak sengaja”, jawabku spontan karena terkejut, “mati aku… Duh malunya…”, bathinku dalam hati.
“Nah lihat ku… burung kamu bangun mulai tadi…”, kata tante Rini sambil matanya melihat kebawah peruntuku.
Astagaaaaaa… Rupanya semalam aku lupa memasukkan burungku kedalam sangkarnya dan mulai pagi tadi dilihat sama tante Rini.
“Maaf tante…”, kataku dengan malu-malu sambil menarik celanaku dan memasukkan batangku kedalam Cdku, tiba- tiba.
“Jangan dimasukkan dulu Andre…! Andre kan sudah dewasa sekarang… namun Andre belum diketahui Andre itu sempurna apa tidak…”, kata tante Rini.
“Sempurna gimana tante..??”, tanyaku sambil menggeruntukan dahiku, untuk yang ini aku memang ngak tahu, bukan pura pura ngak tahu.
“Kadang ada orang yang sukanya sesama jenisnya sendiri, trus ada yang impoten akhirnya ditinggal pergi sama istrinya, jadi tante pingin tahu Andre sempurna apa tidak, kamu keluarin lagi deh burungnya!”, perintah tante Rini, Akupun spontan mengeluarkan lagi penisku dari dalam celanaku yang kebetulan masih kaku.
Kulihat Tante Rini menelan ludah sedikit melirik kepenisku, dan tante Rini berkata “Andre diam aja ya nanti, Andre pejamkan mata aja kalau takut sakit, ini Cuma tes aja koq…”
“Baik tante.”
“Andre tadi malam kamu mimpi ya..?”
“Eng…”, belum sempat aku menjawab tante Rini meneruskan bicaranya.
“Berarti sekarang kamu sudah aqil balig, kamu harus mandi wajib, tadi pagi di paha dan pantat tante banyak kena tumpahin sperma kamu”, kata tante Rini.
“Maaf tante… Andre ngak sengaja”, jawabku spontan karena terkejut, “mati aku… Duh malunya…”, bathinku dalam hati.
“Nah lihat ku… burung kamu bangun mulai tadi…”, kata tante Rini sambil matanya melihat kebawah peruntuku.
Astagaaaaaa… Rupanya semalam aku lupa memasukkan burungku kedalam sangkarnya dan mulai pagi tadi dilihat sama tante Rini.
“Maaf tante…”, kataku dengan malu-malu sambil menarik celanaku dan memasukkan batangku kedalam Cdku, tiba- tiba.
“Jangan dimasukkan dulu Andre…! Andre kan sudah dewasa sekarang… namun Andre belum diketahui Andre itu sempurna apa tidak…”, kata tante Rini.
“Sempurna gimana tante..??”, tanyaku sambil menggeruntukan dahiku, untuk yang ini aku memang ngak tahu, bukan pura pura ngak tahu.
“Kadang ada orang yang sukanya sesama jenisnya sendiri, trus ada yang impoten akhirnya ditinggal pergi sama istrinya, jadi tante pingin tahu Andre sempurna apa tidak, kamu keluarin lagi deh burungnya!”, perintah tante Rini, Akupun spontan mengeluarkan lagi penisku dari dalam celanaku yang kebetulan masih kaku.
Kulihat Tante Rini menelan ludah sedikit melirik kepenisku, dan tante Rini berkata “Andre diam aja ya nanti, Andre pejamkan mata aja kalau takut sakit, ini Cuma tes aja koq…”
“Baik tante.”
Aku memejamkan mata, dan aku rasakan
tante Rini naik keatas tubuhku tanpa melepas handik yang dipakainya, dan
kurasakan penisku tertempel oleh benda berbulu dan basah sehingga aku
merasa sedikit geli dan terkejut .
“Emm..”, aku berguman sambil terpejam.
“Kenapa Andre…sakit..??”, agak berbisik suara tante Rini dengan nafas sedikit bernafsu.
“Enggak tante…ngak apa-apa.”
Ada sedikit gerakan yang dilakukan tante Rini sehingga vaginanya menekan penisku kearah atas trus kebawah dan itu berlangsung beberapa saat, aku merasakan geli yang luar biasa dan aku menggigit bibir bawahku supaya tidak bersuara, aku membuka sedikit mataku ingin melihat wajah tante Rini, ternyata tante Rini memejamkan matanya juga sambil menggigit bibirnya juga, gesekan antara vagina tante Rini dan penisku makin licin sehingga berbunyi “tet… pret… pret… pret…” setiap tante Rini memaju mundurkan vaginanya diatas penisku.
Kemudian tante Rini berhenti bergerak, dan dengan nafas agak tak teratur bilang:
“Andre… sekarang tes terakhir ya…”
“iya tante… Andre siap”.
“Emm..”, aku berguman sambil terpejam.
“Kenapa Andre…sakit..??”, agak berbisik suara tante Rini dengan nafas sedikit bernafsu.
“Enggak tante…ngak apa-apa.”
Ada sedikit gerakan yang dilakukan tante Rini sehingga vaginanya menekan penisku kearah atas trus kebawah dan itu berlangsung beberapa saat, aku merasakan geli yang luar biasa dan aku menggigit bibir bawahku supaya tidak bersuara, aku membuka sedikit mataku ingin melihat wajah tante Rini, ternyata tante Rini memejamkan matanya juga sambil menggigit bibirnya juga, gesekan antara vagina tante Rini dan penisku makin licin sehingga berbunyi “tet… pret… pret… pret…” setiap tante Rini memaju mundurkan vaginanya diatas penisku.
Kemudian tante Rini berhenti bergerak, dan dengan nafas agak tak teratur bilang:
“Andre… sekarang tes terakhir ya…”
“iya tante… Andre siap”.
Aku merasakan jari tante Rini memegang
penisku bagian tengahnya, sesaat kemudian aku merasakan kepala penisku
menyeruak suatu lubang yang agak lebar sehingga gampang masuknya, aku
merasakannya sambil memejamkan mata dan menikmatinya.
Ketika baru sepertiga masuk aku merasakan ujung penisku membentur semacam dinding yang berlobang kecil sekali, dan lobang itu kayaknya seperti cincin, kepala penisku terarah kesana dan kurasakan pemilih lobang itu yaitu tante Rini berusaha untuk memasukkan kepala penisku kelobangnya namun agak kesulitan.
Kurasakan tekanan tante Rini makin kuat terhadap penisku dan sepertinya kulit kepala penisku terkupas oleh cincin itu rasanya nyilu nyilu enak sehingga aku keluar suara.
“aakh…”
Tante Rini menghentikan gerakannya .
“Gimana Andre… Sakit..??”
“Enggak tante ngak apa apa…”
Tiba-tiba kurasakan lobang cincin itu berkedut-kedut dan meremas perbatasan antara kepala penisku dan batangnya, tadi mungkin kepalanya sudah melewati cincin itu, dan sepertinya kepala penisku diempot oleh benda didalam vagina tante Rini.
“Akh… akh…”, tiba-tiba tante Rini bersuara.
Kembali kurasakan jepitan cincin itu makin kuat dan penisku sepertinya tersiram air hangat didalam vagina tante Rini, akupun kehilangan kendali merasakan jepitan itu dan tidak dapat menahan sesuatu yang akan keluar dari dalam penisku dan aku terpekik akh… Crooot…croot..crot… Sekitar 4 kali cairan itu menyemprot kedalam vagina tante Rini.
Penisku masih tertanam didalam vagina tante Rini beberapa saat kuRinihat tante Rini masih memejamkan matanya…
“Udah tante tesnya…??”, tanyaku.
“Emm udah… Andre, ternyata kamu laki-laki yang normal”, jawabnya sambil mengangkat pantatnya melepaskan penisku divaginanya, trus tante Rini berjalan ke kamar mandi.
Ketika baru sepertiga masuk aku merasakan ujung penisku membentur semacam dinding yang berlobang kecil sekali, dan lobang itu kayaknya seperti cincin, kepala penisku terarah kesana dan kurasakan pemilih lobang itu yaitu tante Rini berusaha untuk memasukkan kepala penisku kelobangnya namun agak kesulitan.
Kurasakan tekanan tante Rini makin kuat terhadap penisku dan sepertinya kulit kepala penisku terkupas oleh cincin itu rasanya nyilu nyilu enak sehingga aku keluar suara.
“aakh…”
Tante Rini menghentikan gerakannya .
“Gimana Andre… Sakit..??”
“Enggak tante ngak apa apa…”
Tiba-tiba kurasakan lobang cincin itu berkedut-kedut dan meremas perbatasan antara kepala penisku dan batangnya, tadi mungkin kepalanya sudah melewati cincin itu, dan sepertinya kepala penisku diempot oleh benda didalam vagina tante Rini.
“Akh… akh…”, tiba-tiba tante Rini bersuara.
Kembali kurasakan jepitan cincin itu makin kuat dan penisku sepertinya tersiram air hangat didalam vagina tante Rini, akupun kehilangan kendali merasakan jepitan itu dan tidak dapat menahan sesuatu yang akan keluar dari dalam penisku dan aku terpekik akh… Crooot…croot..crot… Sekitar 4 kali cairan itu menyemprot kedalam vagina tante Rini.
Penisku masih tertanam didalam vagina tante Rini beberapa saat kuRinihat tante Rini masih memejamkan matanya…
“Udah tante tesnya…??”, tanyaku.
“Emm udah… Andre, ternyata kamu laki-laki yang normal”, jawabnya sambil mengangkat pantatnya melepaskan penisku divaginanya, trus tante Rini berjalan ke kamar mandi.
Aku melihat kearah penisku, disana
ternyata banyak berlepotan cairan berwarna putih, ada yang kental ada
yang bening sebagian lagi ada di bulu-buluku yang masih halus, aku
berpikir dalam hati.
Seandainya tes ini dilakukan setiap hari, mungkin aku tidak adak menolaknya.
Seandainya tes ini dilakukan setiap hari, mungkin aku tidak adak menolaknya.
Posting Komentar